
mobilinanews (Jerman) - Paddock GP Jerman diramaikan gejolak pasca perekrutan Marc Marquez ke tim pabrikan Ducati. Fabio Di Giannantonio berpotensi besar ikut jejak Jorge Martin, Enea Bastianini dan Marco Bezzecchi untuk meninggalkan bendera Ducati.
Martin hijrah ke tim pabrikan Aprilia, tahun depan satu tim dengan Bezzecchi. Bastianini ke tim Red Bull Tech3 KTM dengan fasilitas pabrikan.
Tak hanya itu. Tim Pramac Racing pun tinggalkan Ducati. Salah satu alasannya karena pabrikan Italia itu memilih Marquez, bukan Martin jadi pendamping Francesco Bagnaia tahun depan.
Pramac sudah ikat kontrak sebagai tim kedua Yamaha di grid MotoGP 2025. Untuk line up-nya, Pramac dan Yamaha mengutamakan rider berpengalaman dibandingkan ruki. Pembalap utama yang kini diburu adalah Fabio Di Giannantonio yang kini gabung dengan VR46 Ducati milik Valentino Rossi.
Manajer Tim Yamaha Massimo Meregali membenarkan hal itu. Ia menyebut DiGia jadi prioritas.
"Kami punya skenario dan sangat bergantung kepada Fabio. Jika ia bergabung kami sudah punya pembalap calon pendampingnya. Jika ia menolak, kami jalankan skenario berbeda," komentar Meregali di sela kesibukan di GP Jerman.
Meski bukan prioritas, Yamaha sudah punya pembalap ruki untuk dipromosikan ke MotoGP.
"Tapi, itu tadi, semuanya bergantung kepada keputusan Fabio."
Buat Fabio, ambil keputusan juga tak mudah. Ia berhutang budi pada VR46 karena menampungnya saat nasibnya tak jelas pada akhir musim lalu. Ia terancam out dari MotoGP karena digantikan oleh Marc Marquez di Gresini Ducati.
Tapi, cita-citanya menjadi joki tim pabrikan juga besar. Seperti Martin dan Bezzecchi, peluang meraih kursi pabrikan sulit terwujud hingga akhir musim 2026. Jadi, ini adalah kesempatan baik.
Seperti dijanjikan Yamaha, motor buat Pramac adalah spek terbaru, sama persis dengan besutan duet Fabio Quartararo dan Alex Rins di skuad utama. Dan, kontrak dengan pembalap Pramac nantinya langsung di bawah Yamaha. Sama seperti pasangan Maverick Vinales dan Bastianini di tim Red Bull KTM Tech3 yang langsung di bawah kontrak KTM Motorsport.
Jadi, jika DiGia hijrah ke Pramac maka statusnya adalah rider pabrikan. Tentu saja dengan bayaran berlipat-lipat dari yang ia terima di VR46 sebagai tim satelit Ducati.
Mana yang ia akan pilih?
Jawabannya bisa jadi terjawab dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Selain berhutang budi, ada faktor lain yang harus diperhitungkan Giannantonio.
Jika tetap di VR46 berarti ia masih berada di atas motor yang kompetitif dibandingkan Yamaha YZR-M1 yang tengah terpuruk.
Apalagi jika VR46 memenangkan persaingan dengan Gresini untuk mendapatkan jatah motor Desmosedici GP25 tahun depan.
Tapi, jatah 1 motor spek baru itu pun belum tentu jadi miliknya jika benar Franco Morbidelli yang akan gantikan Bezzecchi. Morbideelli adalah adik didik Rossi dan saat ini belum punya pijakan ke musim depan setelah habis kontrak dengan Pramac nantinya.
Jika status dan uang yang jadi prioritas DiGia maka pilihan paling mudah adalah Yamaha. (rn)