
mobilinanews (Austria) - Paro kedua kompetisi 2024 dimulai dari GP Austria akhir pekan ini. Langsung panas usai libur panjang. Termasuk di skuad tim pabrikan Lenovo Ducati.
Pembalap utama Ducati yang juga juara dunia bertahan, Francesco Bagnaia, menuju sirkuit Red Bull Ring dengan dua tugas berat. Coba mengambil alih lagi posisi teratas klasemen kejuaraan usai disalip Jorge Martin (Pramac Ducati) di GP Inggris dengan selisih 3 poin.
Sejauh ini Martin memang penantang terkuat Bagnaia untuk meraih gelar juara dunia, untuk kali ketiga beruntun sejak 2022.
Tapi, penampilan spektakular Enea Bastiani di GP Inggris membuat Bagnaia kini mulai memperhitungkan rekan setimnya di tim pabrikan Ducati itu.
Bastinini memenangi dua race, sprint dan balapan utama, di Inggris. Membuatnya kini naik ke peringkat 3 klasemen dengan menggusur nama beken Marc Marquez (Gresini Ducati). Ia mengoleksi 192 poin, sedangkan Bagnaia dan Martin punya tabungan 238 dan 241 poin di peringkat 2 dan pertama.
Dengan sisa 10 seri balapan dengan total 20 race, masih sangat mungkin bagi Bastianini untuk ikut tarung dalam perebutan gelar.
"Saat ini saya tak memikirkan kemungkinan itu. Hanya ingin menjalani race demi race dengan maksimum," ucap rider Italia itu yang tahun depan pindah ke skuad Red Bull KTM Tech3.
Tapi, Bagnaia berpikir berbeda. Ia yakin dan merasa wajar saja jika ia tak bisa berharap bantuan Bastianini dalam perebutan gelar melawan Martin, meskipun satu tim.
"Tahun depan ia bukan pembalap Ducati lagi. Sangat normal jika pada sisa musim tahun ini ia mengejar prestasi sendiri. Ia kencang, agresif dan punya kesempatan," kata Bagnaia.
"Sukses di Silverstone menjadi pemecut semangat dan kepercayaan dirinya memasuki paro kedua kompetisi," tegasnya.
Ya, Bastianini kini menjelma jadi ancaman tersendiri bagi Bagnaia. Di satu sisi ia mengejar Martin dan saat sama juga kudu waspada atas kejaran Bastianini.
Prediksi Bagnaia sangat logis. Sukses di Inggris menjadikan Bastianini jadi rival yang harus diperhitungkan Martin dan Bagnaia. Apalagi ketiganya punya motor yang sama, Desmosedici GP24.
Satu hal lagi yang menarik, Bastianini juga ingin menunjukkan kepada Ducati kalau pabrikan Italia itu salah telah membuangnya demi kedatangan Marquez. Ada rasa sakit di dadanya.
"Saya tak mengerti mengapa Ducati melempar saya dan Jorge (Martin) demi Marquez," tegasnya.
Kini ia sudah melampaui Marquez di klasemen sementara dan itu tetap harus dipertahankan. Target berikutnya Bastianini adalah membuat Ducati menyesal telah mengabaikannya. (rn)