mobilinanews (Spanyol) - Serial balap MotoGP 2020 tinggal sisakan 4 race. Semuanya krusial dalam penentuan gelar 2020 yang melibatkan 4 pembalap paling potensial. Kalaupun terjadi maka wajar saja jika ada team order untuk membantu rekan satu tim.
Pekan lalu di Aragon 1 terjadi kemelut internal di kubu Ducati. Andrea Dovizioso yang sedang tarung dalam perebutan gelar malah ditekuk Danilo Petrucci di sesi Q1. Membuat Dovi gagal ke sesi Q2 dan harus start dari urutan 13 dan finish P7.
Andai ia lolos atau diloloskan Ducati ke Q2 bisa jadi hasilnya akan lebih baik karena Dovi sangat membutuhkan poin kejuaraan. Beda dengan Petrucci yang berada diluar pertarungan gelar. Ironisnya, Petrucci gunakan Dovi sebagai tameng (slipstream) untuk raih catatan waktu terbaiknya.
Dovi kesal dan marah saat itu. Menyebut itu bukan langkah yang cerdas dari timnya. Ada kabar ia malah tak bertegur sapa dengan Petrucci sampai usai balapan.
Karena itu wajar jika Dovi berharap timnya menerapkan strategi team order jika memungkinkan pada Aragon 2 atau GP Teruel pada pekan ini.
Ducati sendiri tak sebenarnya tak mengharamkan strategi itu seperti pernah diperintahkan kepada Jorge Lorenzo dengan apa yang popular disebut Mapping #8 di GP Malaysia 2017.
Itu kode perintah agar Lorenzo mengalah kepada Dovi yang tengah bersaing lawan Marc Marquez.
Bagaimana di Aragon2 pekan ini karena bukan tak mungkin Dovi butuh bantuan Petrucci saat kualifikasi ataupun race?
"Kami tak bicarakan soal itu. Semuanya masih tetap seperti seblumnya," tukas Dovi.
Ia akui hasilpekan ini sangat menentukan peluangnya meraih gelar bersama Ducati. Keok di Aragon akan menyulitkannya di tiga race terakhir 2020.
"Ini sangat, sangat penting. Kami harus petik poin signifikan jika ingin tetap punya kans di kejuaraan dunia. Saya tahu betapa sulit situasinya karena semua lawan sangat siap dan cepat. Tak ada kata lain, kami harus ekstra fokus," ujar Dovi yang lakoni musim terakhirnya bersama Ducati.
Saat ini Dovi berada di urttan 4 klasemen dengan selisih 15 poin dengan Joan Mirr di puncak klasemen. Dengan Fabio Quartararo dan maverick Vinales, ia hanya kalah 9 dan 3 poin.
Petrucci sendiri di urutan 13 dengan poin 65 dan jauh dari perburuan gelar. Maka sangat menarik menunggu apakah Petrucci sudi membantu team mae-nya jika ada yang momen yang nanti memungkinkan.
Terlebih karena ia juga tak lagi punya beban kepada tim karena akan hengkang di akhir musim. Dan, apa yang akan dilakukan Ducati sebagai tim? (rnp)