
mobilinanews (Spanyol) - Crash keras Francesco Bagnaia dengan Alex Marquez di race GP Aragon dinyatakan murni racing incident oleh juri pengadilan MotoGP. Kalau tetap mau cari siapa yang salah atau benar, bebas berdasarkan sudut pandang masing-masing.
Tapi, buat jurnalis senior The-Race, Simon Patterson, yang sudah berpengalaman panjang meliput MotoGP, insiden itu lebih dari sekadar kecelakaan yang normal terjadi di balapan.
Ia menyebut persaingan kasar Valentino Rossi dengan Marquez, salah satu yang rivalitas paking menarik dalam sejarah MotoGP kini sudah turun kepada generasi kedua. Lewat Alex yang dedek kandung Marc, dengan Bagnaia yang salah satu murid setia Rossi.
"Sudah ada tanda permusuhan Rossi -Marqurz turun kepada generasi kedua," kata Patterson yang juga meliput GP Indonesia di Mandalika dan menyewa motor bebek untuk kelancaran tugasnya.
Sekadar mengingatkan, rivalitas keras VR46 vs MM93 terjadi pada musim kompetisi 2015 saat Rossi berpeluang besar merebut gelar juara dunia tahun itu. Pembalap pujaan Italia itu bersaing dengan rekan sesama joki Yamaha, Jorge Lorenzo yang asal Spanyol seperti halnya Marquez.
Rossi menuding Marquez membantu Lorenzo dalam persaingannya.
Puncaknya terjadi di GP Malaysia setelah sebelumnya ada insiden mereka di GP Argentina. Di Sirkuit Sepang musim itu, Marquez memberikan perlawanan keras melawan Rossi, sangat ketat dari roda ke roda. Sebaliknya membiarkan Lorenzo melaju ke garis depan dengan mulus.
Keduanya crash dengan Marquez yang tertunduk di gravel sedangkan Rossi melaju hingga finish meski kalah dengan Lorenzo.
Karena insiden itu, Rossi kena hukuman akan start dari belakang di GP Valencia, race pamungkas yang menentukan gelar 2015. Singkat kata, Lorenzo jadi juara dunia sekaligus mengamankan gelar tetap di Spanyol sebagaimana juga disinyalir yang diinginkan Marquez.
Marquez membantah membantu Lorenzo. Tapi, beredar isu santer kalau Lorenzo dan Marquez bertemu secara khusus di negara Andorra sebelum seri GP Jepang. Sampai sekarang tak ada bukti apakah pertemuan itu menyusun rencana untuk menyerang Rossi atau tidak.
Inti cerita Rossi vs Marquez itu, apakah ada relevansinya dengan persaingan perebutan gelar tahun ini?
Mungkin ada, atau diada-adakan. Fakta saat ini, musuh utama Bagnaia untuk mempertahankan gelar adalah Jorge Martin (Pramac Ducati/Spanyol) yang tahun depan pindah ke tim pabrikan Aprilia. Artinya, tahun ini adalah kesempatan besar Martin meraih gelar, sedangkan kesempatan Marquez ada pada tahun depan saat menjadi rekan setim Bagnaia di tim pabrikan Ducati.
Apakah tahun ini duo Marquez akan berusaha membantu menyingkirkan Bagnaia demi jalan Martin meraih gelar dan trofi dunia pindah ke Spanyol, akan bisa dinilai pada race-race berikutnya.
Yang sudah pasti, tubrukan Bagnaia -Alex itu membuat Bagnaia kini semakin jauh dengan Martin di puncak klasemen sementara. Di sisi lain, MM93 pun kini membuka peluang untuk mengejar Bagnaia di posisi kedua klasemen. Sekaligus untuk menegaskan tahun depan pantas diperlakukan lebih dalam tim pabrikan.
Satu fakta lain yang terlihat saat ini, bahwa hubungan Bagnaia dengan Marquez tak bisa disebut dekat meski tahun depan mereka satu tim.
Marquez pun lebih memilih Bagnaia sebagai referensi untuk dikalahkan, bukan Martin dengan alasan Bagnaia adalah juara dunia.
Musim ini Marquez dan Bagnaia sudah dua kali tubrukan, termasuk yang parah di GP Portugal. Sebaliknya dengan Martin, belum sekali pun mereka duel sengit seperti saat Marquez melawan Bagnaia.
Pada akhirnya, luka lama Rossi dan Marc akan berlanjut ke generasi kedua seperti disebut Patterson dibThe-Race, hanya waktu yang nanti membuktikan. (rn)