mobilinanews (Jakarta) - Pemerintah telah memastikan Indonesia memasuki jurang resesi, setelah produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen.
Hal ini tentu akan ikut mempengaruhi pergerakan ekonomi dalam berbagai sektor.
Salah satunya bagi pelaku bisnis dalam industri otomotif, terkhusus mobil bekas. Diperkirakan, daya beli konsumen yang turun akibat resesi membuat pasar mobil bekas akan sedikit tercekik.
"Dampak resesi ada ancaman, dan ada juga opportunity (kesempatan)," ujar Halomoan Fischer, Presiden Direktur Mobil88 kepada media.
Dari segi ancaman, ia melanjutkan, adanya daya beli yang semakin terbatas. Karena konsumen akan menghindari pembelian barang tersier secara sementara, dan lebih mengutamakan membeli kebutuhan-kebutuhan pokok.
Ia juga memprediksi ada kemungkinan hilangnya segmen pembelian mobil bekas untuk kebutuhan upgrade atau peremajaan.
"Prediksi kami, akan turus drastis," ungkapnya.
Sedangkan segi opportunity, dinilai dalam pembelian mobil bekas untuk transportasi sehari-hari yang diperkirakan akan tetap stabil.
Yang jika disimpulkan, pembelian mobil bekas selama masa resesi didominasi oleh masyarakat yang mengutamakan fungsi mobil ketimbang jadi bahan bergaya saja.
"Arahnya menjadi ke fungsi dari kendaraan, dari segi jenis akan banyak ke MPV atau city car, dan LCGC, tidak bisa berharap dari segmen menengah ke atas atau luxury," kata Fischer. (lila)