mobilinanews (Italia) - Italia punya infrastruktur, passion dan tradisi kuat di ajang balap single seater. Tapi, jarang sekali pembalap mereka jumawa di kancah F1.
Tahun ini, misalnya, hanya Antonio Giovinazzi (Alfa Romeo) yang jadi driver regular di F1. Kini remaja berumur 15 tahun beri janji perubahan.
Bocah itu adalah Gabriele Mini yang baru saja menjadi juara serial balap bergengsi F4 Italia.
Mantan pegokart itu menjadi juara dalam tahun perdananya di F4 dengan raihan 4 kali juara dalam 18 race yang sudah berputar (6 seri dan setiap seri terdiri dari 3 race) dan sejumlah podium lainnya.
Ia sudah unggul 85 poin dan tak mungkin terkejar dalam seri terakhir (3 race) di Sirkuit Vallelunga bulan depan. Ia juga dapatkan gelar Rookie of the Year.
Mini mengalahkan rekan satu timnya di Prema Powerteam, Dino Beganovic, yang merupakan pembalap muda binaan Ferrari.
Mini juga menjadi pembalap Italia pertama yang menjuarai F4 Italia sejak kejuaraan ini digelar pada 2014. Di musim pertama itu juaranya adalah Lance Stroll (Kanada) yang kini sudah mendarat di blantika balap F1.
Tak pelak lagi Mini pun kini digadang-gadang sebagai calon jagoan Italia di F1 masa depan. Dalam usianya 15 tahun saat ini dan siap promosi ke F3 dan selanjutnya F2, maka si bocah diprediksi sudah bisa main di F1 pada usia 19 tahun.
Selain talenta besarnya, potensi Mini ke F1 sangat ditunjang oleh manajemen profesional yang menaunginya. Saat ini ia dimanajeri oleh Nicolas Todt yang jelas punya akses kuat ke F1.
Putra President FIA Jean Todt itu saat ini juga menjadi manajer pembalap F1 Charles Leclerc (Ferrari) dan Daniil Kyvat (Alpha Tauri).
Mini sendiri jelas punya obsesi ke F1 seperti para pembalap belia lainnya. Trofi F4 Italia ini adalah jalan pembuka ke jenjang berikutnya. Dan, hebatnya, dalam usia belia itu ia sudah punya prinsip balap yang keren.
"Dalam setiap race yang saya lakukan hanya mencoba membawa pulang poin sebanyak yang bisa dilakukan. Saat sama mencoba belajar dari setiap kesalahan," katanya. (rnp)