
mobilinanews (Australia) - Empat putaran sisa musim ini dijadikan masa transisi oleh Marc Marquez, dari tim satelit Gresini menjadi rider tim pebrikan Ducati tahun depan.
Itu ditegaskan Marquez setibanya di Philip Island, lokasi GP Australia pada akhir pekan ini.
Meski masih punya peluang bersaing di kejuaraan dunia melawan Jorge Martin dan Francesco Bagnaia, ia lagi-lagi menegaskan kalau hal itu tidak menjadi target. Tak lain karena motornya masih punya sedikit kelemahan dibandingkan besutan lawan yang dua-duanya pakai seri terbaru GP24.
Untuk sisa musim ini, katanya, targetnya adalah menyiapkan fisik dan mental untuk kembali ke performa puncak. Tentunya dengan mengurangi resikonya.
"Tentu saja saya ingin menang, termasuk di Philip Island yang karakternya cocok dengan riding style saya. Tapi, menang atau kalah tak terlalu masalah," katanya.
Tujuannya menang di Australia itu tadi, salah satu cara untuk menaikkan level kompetisinya. Meski bukan untuk kejuaraan dunia, setidaknya hasil di negeri Kanguru ini berdampak pada ppsisi 3 Besar klasemen 2024. Saat ini ia bersaing keras dengan Enea Bastianini dengan hanya selisih 2 poin.
"Lain halnya tahun depan saat saya sudah resmi di tim pabrikan. Saya punya kewajiban untuk memenangkan balapan," jelasnya.
Ya, tahun depan ia akan berpasangan dengan Bagnaia di tim utama Ducati. Dengan prinsip yang ia pegang teguh selama ini bahwa rekan satu tim adalah rival pertama dan utama, maka ucapan MM93 jelas merujuk pada motivasinya untuk menundukkan Bagnaia. Pernyataan Marquez ini bisa dibilang sebagai provokasi tipis-tipis untuk mengingatkan Bagnaia.
Lebih tegas lagi, ia kirim peringatan kalau ia adalah ancaman buat Bagnaia. Yang beginian ini Marquez adalah salah satu yang terbaik di grid MotoGP.
Hmmm, semakin kuat prediksi kalau posisi Bagnaia - Marquez tahun depan ibarat menempatkan harimau dan Singa dalam satu kandang. Bakal ribet, rusuh dan berpotensi penuh kontroversi. Terlebih melihat catatan bagaimana Marquez bersikap kepada rekan setimnya selama ini, fight keras.
Dalam satu kesempatan sebelum ini, GM Ducati Corse Luigi Dall'Igna merasa Ducati akan mampu memenej kedua bintang itu dalam satu tim.
"Buat saya mudah saja. Mereka tak harus berteman dan menghabiskan libur bersama. Mereka hanya perlu menang dan menang," tegas Dall'Igna yangnpercaya keduanya sudah matang dan sangat profesional. (rn)