mobilinanews (Thailand) - Perebutan gelar 2024 tertinggal hanya antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin. Tapi, di tengah mereka ada Marc Marquez dan Enea Bastianini yang bisa merusak skenario.
Marquez dan Bastianini masih akan sibuk dalam dua race sisa musim ini. Sibuk untuk berebut posisi 3 Besar di klasemen akhir, yang saat ini hanya dipisahkan 11 poin. Bukan hanya untuk gengsi dan pembuktian diri, tapi juga menyangkut bonus yang besar. Terutama untuk Bastianini karena selama ini Ducati tak jor-joran menggaji pembalapnya, tetapi justru jor-joran dalam pemberian bonus akhir tahun sesuai peringkat di klasemen. Motif lain Bastianini adalah membuktikan Ducati salah memecatnya dan digantikan Marquez di pabrikan Ducati tahun depan.
"Selisih bonus antara peringkat 4 dan 3 sangat besar dan layak diperjuangkan. Pokoknya besar dan karena itu semua pembalap Ducati tak ada yang mengalah satu sama lain dalam perebutan ranking," ujar Jack Miller saat masih menjadi rekan setim Bagnaia di pabrikan Ducati.
Di pihak lain, Marquez juga masih lapar dengan kemenangan. Seperti upaya yang sempat ia tunjukkan di Thaialnd sebelum terjatuh sendiri.
Motif itulah yang memungkinkan mereka berdua bisa merusak permainan Bagnaia dan Martin nantinya.
Kemenangan di GP Thailand, Minggu (27/10) membuat posisi Bagnaia kini tertinggal 17 poin dari Martin yang tadinya berjumlah 22 poin. Seperti hitung-hitungan sebelumnya, Bagnaia harus memborong kemenangan di semua seri berikutnya, Malaysia dan Valencia, baik sprint maupun main race.
Tapi, itu tak cukup menjadi juara dunia lagi. Martin akan dinobatkan sebagai pembalap satelit pertama juara dunia MotoGP jika dalam 4 race itu konsisten finish P2, posisi seperti terjadi di Thailand.
Tentu saja riskan jika Martin bermain aman seperti itu karena belum tentu aman, tak lain karena faktor Marquez dan Bastianini.
Contohnya di raceday GP Thailand baru saja. Marquez menyalip Martin yang tengah membuntuti Bagnaia yang unggul sejak lap pertama. Artinya, pada saat itu, Martin jadi kalah 9 poin dari Bagnaia.
Sempat beri perlawanan, akhirnya Martin memilih main aman karena sangat beresiko melayani cara balap Marquez yang super agresif.
"Dalam situasi itu saya harus berpikir dua kali untuk melayaninya," kata Martin usai balapan.
Belum cukup, Marquez pun mulai menggempur Bagnaia di depan. Ia dua kali sukses menyalip, tapi seketika itu juga direspon Bagnaia dengan menyalip ulang. Beda dengan Martin, Bagnaia memang harus siap ambil resiko di sini dan juga nanti di Malaysia dan Valencia.
Marquez sendiri akhirnya terjungkal di lintasan. Bangkit dengan motornya, eks pembalap Honda itu kembali ke lintasan. Tetap agresif, dan kali ini menyeruduk rider Honda Joan Mir sehingga terdorong ke luar lintasan.
Pada saat jatuh itulah Marquez membuat perubahan dalam persaingan Bagnaia dan Martin. Martin yang saat itu kehilangan 9 poin di posisi P3, akhirnya hanya kehilangan 5 angka saja karena finish P2 akibat kepergian Marquez.
Bagi Bagnaia, ini juga sebuah kerugian. Jika Marque tak jatuh dan finish P2 maka semakin banyak poin yang bisa ia pangkas dari Martin. Tapi, di sisi lain, juga keberuntungan karena Marquez adalah ancaman nyata pada saat itu. Ada kemungkinan Marquez menyalipnya di lap-lap akhir. Atau kemungkinan lebih parah, yakni crash jika melayani permainan agresif calon rekan setimnya itu.
Contoh yang diperlihatkan Marquez itu bisa saja berulang di Malaysia dan Valencia. Juga bisa dilakoni Bastianini yang di awal race GP Thailand sempat beri tekanan keras kepada Martin.
Karena itu benar kata Martin. Ia tak ingin terusik oleh skenario cukup finish P2. Ia akan tampil seperti biasa, berusaha jadi pemenang tanpa memikirkan akan dimana posisi Bagnaia. Di Thailand sebenarnya ia pakai prinsip itu selepas start, langsung menyerang ke baris depan.
"Saya lalui start dengan bagus dan berusaha kejar Pecco. Tapi, situasi berubah setelah Marc mendekat," kata joki tim Pramac Ducati itu.
Bagnaia pun pasrah soal gelar dan hanya berharap duel penentuan terjadi di Valencia.
"Hari ini kami tampil fantastis. Saya hanya ingin melanjutkan ke dua seri akhir dengan cara seperti ini," kata Bagnaia yang meraih kemenangan ke-9 main race musim ini, jumlah terbanyak semusim sepanjang karir balapnya di ajang grand prix.
Seri Malaysia berlangsung pekan depan di Sirkuit Sepang. Menarik menunggu apakah duel Bagnaia-Martin isa diganggu oleh Marque atau Bastianini? (rn)