
mobilinanews (Spanyol) - Nasib memang menentukan, bahkan kadang jadi penentu sukses di kancah balapan. Jika tak apes banget, Jorge Martin akan dinobatkan sebagai juara dunia MotoGP 2024 usai grand prix pamungkas di Barcelona, 15-17 November ini.
Penantian panjang yang ia jalani dengan sabar sembari memantapkan mentalitas dan terus berjuang.
Setelah gagal meraih gelar 2023 melawan pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnia, Martinator mengaca pada diri sendiri. Tak lagi mencari-cari kesalahan kawan tapi mempelajari dan mengatasi kelemahannya sendiri.
Ia matang dari pembelajaran itu. Tak lagi memelihara ambisi besar yang nyatanya membuatnya super agresif, gelisah, dan selalu berpikir gelar.
Ia mengaku mengawali musim 2024 dengan jiwa yang lebih sehat. Tujuan utamanya adalah gelar dunia namun dengan hanya memikirkan bagaimana menjalani balapan lebih baik lagi dan belajar dari setiap kesalahan. Jika pikiran tak bersih dan gelisah, katanya, sangat mudah membuat kesalahan dalam kompetisi sebesar MotoGP.
Meski kecewa tak terpilih menjadi rider pabrikan Ducati mendampingi Bagnaia ke musim 2024, Martin tetap legowo. Bahkan menjadikannya sebagai penyemangat baru.
"Jalan terbaik untuk membuat sejarah adalah menjadi pembalap satelit yang menjadi juara dunia," tegas Martinator saat wawancara dengan media DAZN di awal musim 2024 seperti juga dikutip motorcyclesport.
Sekitar 10 hari lagi, joki tim Pramac Ducati itu bisa mewujudkan mimpinya: menjadi pembalap satelit pertama yang juara dunia MotoGP.
Ia bahkan bisa meraih gelar sehari sebelum kejuaraan benar-benar selesai. Dengan keunggulan 24 poin saat ini, Martinator hanya perlu menambah keunggulan 2 poin lagi atas Bagnaia.
Trofi kejuaraan bisa ia rebut jika bisa menjuarai sesi sprint race pada Sabtu, 16 November atau minimal finish di depan Bagnaia dengan selisih minimal 2 poin.
Seperti diketahui, sprint race adalah sesi di mana Martin menjadi raja sepanjang musim ini. Ia lebuh banyak juara di sesi ini sementara Bagnaia banyak juara di sesi balapan utama.
Jika gagal pada Sabtu, perjuangan Martin lanjut ke hari Minggu. Potensinya bergantung pada hasil sprint.
Seperti sebelumnya, Martin menyikapi situasi menguntungkan itu dengan sikap dewasa.
"Balapan belum finish sebelum benar-benar finish. Saya tak ingin memikirkan angka. Saya hanya ingin tampil bagus seperti biasanya dan berusaha untuk menang jika ada kesempatan."
Jika sukses meraih gelar musim ini, Martin mencatatkan diri sebagai pembalap tim satelit pertama yang jadi juara dunia di era MotoGP.
Sebelumnya di era GP500 telah ada 3 pembalap nonpabrikan yang jadi juara dunia. Mereka adalah Eddie Lawson yang meraih gelar 1984, 1986 dan 1988 bersama Team Agostini. Tim milik legenda balap motor itu bukan skuad pabrikan meski didukung oleh Yamaha. Berikutnya diraih Kenny Roberts di musim 1978 bersama tim. Yamaha USA dan terakhir oleh Valentino Rossi pada 2001 bersama tim Nastro Azzurro Honda. (rn)