mobilinanews (Spanyol) - Selama ini Francesco Bagnaia dikenal kalem dan jarang mengusik rivalnya. Sekarang beda. Juara dunia 2022 dan 2023 itu coba 'meracuni' pikiran Jorge Martin jelang GP Solidarity pekan ini di Barcelona, Spanyol.
Meski peluangnya jauh lebih kecil dari Martin (Pramac Ducati), joki tim pabrikan Ducati itu justru menilai beban mental lawannya jauh lebih besar dan itu bisa membuatnya gugup dalam balapan.
"Saat gugup, Anda sangat mudah menjadi agresif dan membuat beberapa kesalahan," kata Bagnaia lewat TNT Sports, mengarahkan ycapannya kepada Martin.
"Bagi Jorge, ini beban berat. Ini kali pertama ia berada dalam posisi favorit juara dunia. Saya pernah mengalami situasi ini, membuat Anda gugup dan terjadilah kesalahan."
Pengalaman itu terjadi pada musim 2022. Ia unggul 23 poin atas Fabio Quartararo menuju seri final. Tapi, karena gugup maka posisi menguntungkan itu justru terasa sangat berat, sulit ke depan dan dan hanya finish P9. Untungnya, Quartararo pun akhirnya hanya finish P4.
Sekarang giliran Bagnaia tertinggal 24 poin menuju seri pemungkas serial MotoGP 2024. Ia tahu persis kalau peluangnya sulit untuk mempertahankan gelar. Tapi, ketenangan yang ia miliki bisa jadi pembeda dalam balapan. Ia hanya perlu untuk fokus, fight sebisanya menjadi juara sembari berharap. Ya, ia berharap ada pembalap lain yang memisahkan posisi finish dirinya dengan Martin agar lebih banyak poin lawan yang terkuras.
Dua pembalap yang bisa 'memenuhi' harapan itu adalah Enea Bastianini (rekan setim saat ini) dan Marc Marquez (Gresini Ducati) meskipun tak ada perintah team order dari Ducati.
Bastianini dan Marquez juga tengah punya perang sendiri, untuk perebutan posisi 3 Besar di akhir klasemen. Posisi yang juga penting di MotoGP dalam beberapa aspek, terutama imej dan dampak finansial dari prize money dan bonus tim.
"Peluang kami berat, tapi semua hal bisa terjadi sebelum benar-benar berakhir. Balapan di Barcelona kali ini juga sangat berbeda cuacanya dengan Juni lalu (seri GP Catalunya). Itu juga beresiko untuk bikin kesalahan," imbuh Bagnaia.
Satu-satunya jalan Bagnaia untuk mempertahankan gelar adalah memenangkan sesi sprint dan main race sembari berharap Martin gagal mendapuk poin di atas 13 angka. Jika total.loi keduanya sama maka Bagnaia yang juara dunia karena lebih banyak juara di main race.
"Karena itu sangat penting untuk tetap tenang, berusaha hindari kesalahan, berusaha memenangkan kedua balapan," lanjut murid Valentino Rossi itu.
Martin sendiri hanya butuh tambahan keunggulan 2 poin lagi dengan Bagnaia. Itu bisa ia capai di sesi sprint race asalkan mengalahkan Bagnaia di zona podium. (rn)