Sejarah Tol Cipularang dan Misteri Gunung Hejo, Jalur Tengkorak yang Sarat Mitos dan Tragedi

Kamis, 14/11/2024 09:10 WIB | Ade Nugroho
Sejarah Tol Cipularang dan Misteri Gunung Hejo, Jalur Tengkorak yang Sarat Mitos dan Tragedi
Sejarah Tol Cipularang dan Misteri Gunung Hejo, Jalur Tengkorak yang Sarat Mitos dan Tragedi

mobilinanews (Jakarta) - Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang pada KM 92, Senin (11/11/2024), pukul 15.15 WIB, kembali menjadi sorotan. Insiden yang melibatkan belasan kendaraan ini memakan korban hingga 28 orang, di antaranya satu orang meninggal, empat luka berat, dan sisanya luka ringan.

Menurut laporan awal, kecelakaan terjadi karena truk bermuatan berat mengalami rem blong, menabrak kendaraan di depannya dan memicu rangkaian tabrakan beruntun.

Tragedi ini menambah panjang daftar kecelakaan di sepanjang ruas rawan Tol Cipularang, terutama di antara KM 90 hingga 100.

Jalur ini memang menjadi tantangan bagi pengemudi, dengan tanjakan dan turunan curam yang sering kali memicu kecelakaan.

Namun, di balik banyaknya insiden, beredar kisah dan mitos mengenai area ini, terutama terkait Gunung Hejo yang dianggap keramat dan sering dikaitkan dengan kecelakaan tragis di Tol Cipularang.

Pembangunan Tol Cipularang: Jalan Menuju Percepatan Akses Jakarta-Bandung

Rencana pembangunan Tol Cipularang sudah dimulai sejak 1991, bertujuan untuk mempercepat akses antara Jakarta dan Bandung.

Proyek besar ini mengalami perjalanan panjang hingga akhirnya selesai dan beroperasi pada 2005.

Percabangan jalan tol ini berawal dari wilayah Tambun atau Cikarang Barat, lalu membelok ke selatan melalui Jonggol, Cianjur, hingga Padalarang. Tol Cipularang juga terhubung langsung dengan Tol Padaleunyi.

Namun, proyek awal yang direncanakan sempat mengalami hambatan, terutama ketika mencoba menghubungkan Jakarta dengan Jonggol.

Karena kesulitan teknis, akhirnya rute dialihkan melintasi pegunungan di timur Jatiluhur yang curam dan berisiko, memerlukan pembangunan jembatan tinggi serta jalur yang melintasi jurang dan sungai.

Tol Cipularang dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama mencakup ruas Cikampek-Sadang dan Padalarang-Cikamuning, yang resmi dibuka pada Agustus dan September 2003.

Tahap kedua, yakni Sadang-Cikamuning sepanjang 41 kilometer, mulai beroperasi pada April 2005. Dengan selesainya tol ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung bisa menjadi 1,5 jam pada kondisi lalu lintas lancar, suatu capaian besar yang mempercepat akses antar-kota.

Mitos dan Misteri di Balik Gunung Hejo

Di balik kemudahan akses yang dihadirkan, Tol Cipularang juga tak lepas dari cerita mistis.

Banyak pengemudi yang sering melintasi jalan ini mungkin sudah tidak asing dengan kisah seram, termasuk penampakan makhluk halus yang konon sering terlihat. Salah satu yang paling terkenal adalah mitos di sekitar Gunung Hejo, atau yang dikenal pula sebagai Jalur Tengkorak.

Gunung Hejo, yang berlokasi di Kecamatan Darangdan, Purwakarta, memiliki reputasi sebagai area keramat.

Bahkan, sebelum jalan tol ini dibangun, Gunung Hejo sudah dianggap angker oleh masyarakat setempat.

Awalnya, rute tol direncanakan akan menembus Gunung Hejo, tetapi rencana ini batal karena kontur tanahnya tidak memungkinkan dan sulit ditembus alat berat.

Menurut cerita lokal, Gunung Hejo sering digunakan untuk ritual pemujaan, dan beberapa area di gunung ini dianggap keramat.

Salah satu bagian gunung ini bahkan dipercaya sebagai tempat petilasan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda.

Di area tersebut terdapat makam yang diyakini sebagai peninggalan Prabu Siliwangi. Di sana juga terdapat batu besar yang diyakini menutupi lubang dalam. Konon, batu itu dianggap memiliki nilai magis dan dipercaya "meminta" tumbal nyawa dalam waktu tertentu.

Saat proyek tol ini dimulai, banyak pekerja mengaku mengalami gangguan dari makhluk halus, dan tak jarang terjadi kecelakaan kerja.

Beberapa pekerja dilaporkan jatuh dari ketinggian atau mengalami insiden fatal saat mengoperasikan alat berat.

Cerita-cerita ini memperkuat mitos tentang "permintaan tumbal" di kawasan Gunung Hejo.

Fakta Rawan Kecelakaan di Jalur Cipularang

Terlepas dari berbagai cerita mistis, fakta menunjukkan bahwa KM 90 hingga KM 100 di Tol Cipularang memang dikenal rawan kecelakaan. Dilansir dari laporan, jalur sepanjang 10 kilometer ini memiliki tanjakan dan turunan yang cukup curam sehingga menjadi tantangan bagi pengemudi.

Kondisi jalan yang seperti ini sering kali memicu kecelakaan terutama bagi pengendara yang tidak berhati-hati atau mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Meski kisah mistis sering kali menjadi pembahasan di kalangan masyarakat, keselamatan di Tol Cipularang pada dasarnya kembali pada faktor kecepatan, teknik mengemudi, dan kesiapan kendaraan.