
mobilinanews (Jakarta) - Kabar besar datang dari dunia otomotif Jepang. Dua raksasa otomotif, Honda Motor Co. dan Nissan Motor Co., dikabarkan sedang dalam tahap awal negosiasi merger yang direncanakan rampung pada tahun 2026. Langkah ini diperkirakan akan mengubah lanskap industri otomotif Jepang dan dunia, mengingat dampaknya terhadap persaingan global di era kendaraan listrik.
Menurut laporan dari stasiun penyiaran NHK yang dikutip Bloomberg, perundingan antara Honda dan Nissan resmi dimulai pada Senin, 23 Desember 2024. Kedua perusahaan sepakat untuk menyusun struktur perusahaan induk yang akan memayungi mereka, dengan posisi presiden dipilih oleh Honda.
Rapat dewan dijadwalkan pada hari yang sama, diikuti oleh jumpa pers pada sore harinya untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada publik mengenai rencana besar ini. Presiden dari Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors—mitra junior Nissan—terlihat mengunjungi kementerian transportasi Jepang pagi itu. Diduga mereka melaporkan rencana merger ini kepada para pejabat pemerintah.
Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap tantangan besar yang dihadapi kedua perusahaan di pasar global. Honda dan Nissan mengalami tekanan signifikan dari produsen kendaraan listrik (EV) dan hibrida, terutama dari perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang menawarkan harga kompetitif dan teknologi mutakhir.
Nissan, khususnya, berada dalam posisi yang kurang menguntungkan setelah penurunan penjualan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan China. Situasi ini memaksa Nissan melakukan pengurangan tenaga kerja, memangkas kapasitas produksi, dan menurunkan proyeksi laba tahunan hingga 70%.
Sebaliknya, Honda yang juga menghadapi persaingan ketat di sektor EV, masih memiliki keunggulan teknologi yang dapat menjadi aset dalam kemitraan ini. Dengan menggabungkan sumber daya mereka, Honda dan Nissan berupaya memperkuat posisi mereka untuk bersaing melawan rival utama seperti Toyota Motor Corp.
Merger ini diharapkan tidak hanya menyatukan kekuatan finansial tetapi juga mendorong kolaborasi teknologi yang lebih intensif. Sebelumnya, Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors telah mengumumkan rencana bersama untuk mengembangkan baterai, perangkat lunak, dan teknologi kendaraan listrik lainnya.
Jika merger ini terealisasi, perusahaan gabungan akan mampu memperluas portofolio produk, mempercepat inovasi, dan meningkatkan efisiensi produksi. Hal ini menjadi strategi penting di tengah tren global yang semakin mengarah ke elektrifikasi.
Jika Honda dan Nissan benar-benar bergabung, aliansi ini akan menciptakan blok kekuatan baru dalam industri otomotif Jepang, yang secara efektif membagi sektor tersebut menjadi dua kubu besar:
Honda-Nissan-Mitsubishi
Toyota-Mazda-Subaru-Suzuki
Persaingan antara kedua aliansi ini diperkirakan akan memacu inovasi dan dinamika baru di pasar otomotif global.
Kabar ini memengaruhi pergerakan saham kedua perusahaan. Saham Nissan dilaporkan merosot hingga 2,6%, menambah total penurunan sebesar 21% sepanjang tahun ini. Di sisi lain, saham Honda naik 2,1%, meskipun secara keseluruhan juga mengalami penurunan sebesar 14,4% sejak Januari 2024.
Ketertarikan produsen asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co. atau yang lebih dikenal sebagai Foxconn, untuk mengakuisisi Nissan sebelumnya sempat menjadi isu. Namun, langkah Foxconn saat ini dihentikan sementara, menunggu hasil pembicaraan merger antara Honda dan Nissan.
Dengan rencana merger ini, Honda dan Nissan tampaknya ingin menciptakan perusahaan yang lebih tangguh di era elektrifikasi. Tahun 2026 menjadi target ambisius, dengan perusahaan induk yang direncanakan menjadi entitas terdaftar di pasar saham.
Penggabungan ini berpotensi membuka era baru dalam industri otomotif, tidak hanya bagi Jepang tetapi juga dunia. Penggemar otomotif, investor, dan pesaing akan terus memantau perkembangan ini, menanti realisasi merger yang bisa menjadi tonggak sejarah di sektor otomotif global.
Akankah merger ini menjadi solusi atas tantangan besar yang dihadapi kedua perusahaan? Atau justru menghadirkan kompleksitas baru di tengah persaingan sengit? Hanya waktu yang akan menjawab.