
mobilinanews (Jakarta) - Ducati Indonesia dibawah PT. Legenda Motor Indonesia (LMI) menggagas touring perdana ke Luar Negeri bertajuk “A Journey to Western Australia” dari tanggal 24 – 29 November 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh 11 orang Ducatisti yang menjelajahi keindahan alam negara bagian Barat Australia dengan mengendarai motor sport Italia kesayangan mereka, yang dikirim dari Indonesia.
Touring yang berlangsung selama 5 hari ini, menempuh jarak sejauh 1,318 km, menjelajahi lanskap indah dari Perth hingga Mandurah, melewati Albany, Denmark, Augusta, Margaret River dan Busselton.
Adapun 8 Ducati yang ikut dalam rombongan ini terdiri dari line-up model-model unggulan, antara lain 1 unit Multistrada V4 Pikes Peak dan 3 unit Multistrada V4 S yang tangguh. Model ini sangat cocok untuk touring jarak jauh.
Ada juga 1 unit Streetfighter V2 dan Streetfighter V4 S dengan gaya sporty, hingga 1 unit Diavel V4 dan XDiavel yang mengusung desain modern dan tangguh.
Deretan motor berwarna merah dan hitam khas Borgo Panigale ini mengisi jalanan Australia Barat dan menyatu sempurna dengan lanskap alam yang memukau.
Di hari keberangkatan, perjalanan dimulai dengan berkumpul di bandara Soekarno Hatta pada pukul 16.00 WIB. Kedatangan mereka disambut baik oleh Tim Concierge Ducati Indonesia yang sigap melakukan asistensi dengan pelayanan khusus VIP untuk melepas keberangkatan mereka.
Penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Perth, Australia, memakan waktu selama 5 jam. Sesampainya di kota Perth dini hari, peserta langsung menuju InterContinental Perth City Centre Hotel untuk beristirahat.
Pada hari pertama selesai sarapan di hotel, para Ducatisti Indonesia diajak mengelilingi kota Perth setelah mendapatkan licensing dan menjemput Ducati mereka di gudang ekspedisi. Perjalanan pun dimulai menuju Cicerello’s Fremantle untuk menyantap makan siang di pinggir pelabuhan nelayan.
Setelah puas menikmati hidangan fish & chips, perjalanan dilanjutkan menuju pantai Cottesloe dengan hamparan laut berwarna hijau toska yang indah. Kemudian kedelapan mesin Ducati tersebut kembali menyala dan bergerak menuju Kings Park, sebuah taman dalam kota yang mempunyai tugu peringatan mengenang 11.000 orang-orang yang telah wafat dan berjasa pada perang dunia I & II.
Suasana kota yang indah juga dirasakan oleh seluruh peserta saat menaiki perahu dari South Perth Esplanade untuk sampai ke Elizabeth Quay, yang merupakan sebuah destinasi wisata populer dengan perpaduan lanskap kota.
Di hari kedua, perjalanan dimulai dari Perth menuju kota Albany. Para Ducatisti kemudian berkunjung ke Ducati Perth untuk berbelanja merchandise dan aksesoris.
Setelah melakukan pemberhentian dan mengisi bensin di Riverside, mereka pun beranjak ke restoran Kojonup untuk makan siang. Perjalanan dilanjutkan ke Mount Barker Rotary Lookout, untuk berfoto bersama dan menikmati pemandangan kota-kota kecil dari ketinggian. Setelah puas menikmati hari, mereka menutup kegiatan hari itu di Hilton Garden Inn untuk beristirahat.
Hari ketiga, para Ducatisti mengeksplor kota Albany dengan mengunjungi pantai Middleton untuk berfoto dan menikmati suasana debur ombak. Wisata museum to museum menjadi kegiatan yang dijadwalkan oleh Ducati Indonesia untuk para peserta. Dimulai dengan mengunjungi National Anzac Center, yang merupakan museum lokal kota Albany berisi peninggalan kolonialisme Eropa.
Museum ini menggunakan teknologi interaktif dan artefak sejarah untuk menciptakan koneksi personal yang mendalam dengan masa lalu, serta menghormati mereka yang telah berjasa. Pusat ini menggabungkan teknik pameran dan pertunjukan museum tradisional dengan konten interaktif yang tinggi. Setelah itu mereka menikmati menu fast food dari Hungry Jack Albany yang dibawa ke pantai Middleton.
Tidak berhenti di sana, para Ducatisti kembali mengunjungi sebuah museum bernama Albany’s Historic Whaling Station, sebuah galeri yang menjelaskan sejarah perburuan paus yang pernah terjadi selama berabad-abad di Albany.
Para Ducatisti menyaksikan film pendek di dalam tangki minyak paus yang telah disulap menjadi ruang pertunjukan dan naik ke atas kapal Cheynes IV, satu-satunya kapal pemburu paus yang masih terawat hingga saat ini. Perjalanan dilanjutkan ke Sharp Point Lookout yang masih berada di area Torndirrup National Park, untuk menikmati pemandangan tebing bebatuan Torndirrup dengan pantai selatan Australia yang sangat indah.
Taman nasional ini memiliki beberapa keajaiban alam yang diciptakan oleh kedahsyatan angin dan gelombang Samudera Selatan. Destinasi penutup pada hari tersebut adalah Albany Windmill Farm, area pembangkit listrik tenaga angin yang mengandalkan angin dari selatan Australia. Menjelang sore ke malam hari, para Ducatisti menyantap makan malam di restoran Joop Thai Restaurant.
Di hari keempat, para Ducatisti bergerak ke Denmark dan mengunjungi 3 destinasi wisata. Petualangan dimulai dengan berkendara menuju Elephant Rocks, sebuah wisata alam yang terletak di pinggir laut dengan formasi bebatuan besar menyerupai Gajah.
Tak lupa rombongan menelusuri jalur pedestrian dari area parkir yang membawa mereka turun ke antara bebatuan teluk yang terlindung. Setelah puas menikmati pemandangan, mereka melanjutkan perjalanan dari Denmark ke Pemberton untuk makan siang di Crossing Bakery.
Sehabis menikmati pie di toko roti bergaya vintage tersebut, mereka kembali mengaspal menuju destinasi terakhir yang menutup seluruh rangkaian kegiatan hari ini.
Sepanjang perjalanan, para Ducatisti menyempatkan diri untuk berhenti di Karri Valley Road, dimana terdapat banyak kangguru berkeliaran secara bebas di pinggir jalan. Destinasi yang menutup rangkaian touring hari tersebut adalah Cape Leeuwin Lighthouse, sebuah mercusuar yang dibangun pada tahun 1985, yang hingga kini menjadi titik pertemuan antara Samudera Hindia dan Samudera Selatan.
Mercusuar ini merupakan navigasi penting bagi kapal-kapal yang melintas sekaligus menjadi mercusuar tertinggi di benua Australia. Setelah itu mereka menutup hari dengan menuju ke Margaret River untuk makan malam di Teddi’s Big Spoon yang merupakan restoran Korean Barbeque.
Di hari kedua, perjalanan dimulai dari Perth menuju kota Albany. Para Ducatisti kemudian berkunjung ke Ducati Perth untuk berbelanja merchandise dan aksesoris. Setelah melakukan pemberhentian dan mengisi bensin di Riverside, mereka pun beranjak ke restoran Kojonup untuk makan siang.
Perjalanan dilanjutkan ke Mount Barker Rotary Lookout, untuk berfoto bersama dan menikmati pemandangan kota-kota kecil dari ketinggian. Setelah puas menikmati hari, mereka menutup kegiatan hari itu di Hilton Garden Inn untuk beristirahat.
Hari ketiga, para Ducatisti mengeksplor kota Albany dengan mengunjungi pantai Middleton untuk berfoto dan menikmati suasana debur ombak. Wisata museum to museum menjadi kegiatan yang dijadwalkan oleh Ducati Indonesia untuk para peserta pada hari ini. Dimulai dengan mengunjungi National Anzac Center, yang merupakan museum lokal kota Albany berisi peninggalan kolonialisme Eropa.
Museum ini menggunakan teknologi interaktif dan artefak sejarah untuk menciptakan koneksi personal yang mendalam dengan masa lalu, serta menghormati mereka yang telah berjasa. Pusat ini menggabungkan teknik pameran dan pertunjukan museum tradisional dengan konten interaktif yang tinggi. Setelah itu mereka menikmati menu fast food dari Hungry Jack Albany yang dibawa ke pantai Middleton.
Tidak berhenti di sana, para Ducatisti kembali mengunjungi sebuah museum bernama Albany’s Historic Whaling Station, sebuah galeri yang menjelaskan sejarah perburuan paus yang pernah terjadi selama berabad-abad di Albany. Para Ducatisti menyaksikan film pendek di dalam tangki minyak paus yang telah disulap menjadi ruang pertunjukan dan naik ke atas kapal Cheynes IV, satu-satunya kapal pemburu paus yang masih terawat hingga saat ini.
Perjalanan dilanjutkan ke Sharp Point Lookout yang masih berada di area Torndirrup National Park, untuk menikmati pemandangan tebing bebatuan Torndirrup dengan pantai selatan Australia yang sangat indah. Taman nasional ini memiliki beberapa keajaiban alam yang diciptakan oleh kedahsyatan angin dan gelombang Samudera Selatan. Destinasi penutup pada hari tersebut adalah Albany Windmill Farm, area pembangkit listrik tenaga angin yang mengandalkan angin dari selatan Australia. Menjelang sore ke malam hari, para Ducatisti menyantap makan malam di restoran Joop Thai Restaurant.
Di hari keempat, para Ducatisti bergerak ke Denmark dan mengunjungi 3 destinasi wisata. Petualangan dimulai dengan berkendara menuju Elephant Rocks, sebuah wisata alam yang terletak di pinggir laut dengan formasi bebatuan besar menyerupai Gajah.
Tak lupa rombongan menelusuri jalur pedestrian dari area parkir yang membawa mereka turun ke antara bebatuan teluk yang terlindung. Setelah puas menikmati pemandangan, mereka melanjutkan perjalanan dari Denmark ke Pemberton untuk makan siang di Crossing Bakery.
Sehabis menikmati pie di toko roti bergaya vintage tersebut, mereka kembali mengaspal menuju destinasi terakhir yang menutup seluruh rangkaian kegiatan hari ini. Sepanjang perjalanan, para Ducatisti menyempatkan diri untuk berhenti di Karri Valley Road, dimana terdapat banyak kangguru berkeliaran secara bebas di pinggir jalan.
Destinasi yang menutup rangkaian touring hari tersebut adalah Cape Leeuwin Lighthouse, sebuah mercusuar yang dibangun pada tahun 1985, yang hingga kini menjadi titik pertemuan antara Samudera Hindia dan Samudera Selatan. Mercusuar ini merupakan navigasi penting bagi kapal-kapal yang melintas sekaligus menjadi mercusuar tertinggi di benua Australia. Setelah itu mereka menutup hari dengan menuju ke Margaret River untuk makan malam di Teddi’s Big Spoon yang merupakan restoran Korean Barbeque.