Tol Becakayu Seksi 2B Masuk Rencana Strategis, Tantangannya Bukan Sekadar Lelang Gagal

Jum'at, 10/01/2025 09:10 WIB | Ade Nugroho
Tol Becakayu Seksi 2B Masuk Rencana Strategis, Tantangannya Bukan Sekadar Lelang Gagal
Tol Becakayu Seksi 2B Masuk Rencana Strategis, Tantangannya Bukan Sekadar Lelang Gagal

mobilinanews (Jakarta) – Proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 2B kembali mencuri perhatian setelah resmi masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk periode 2025-2029. Ruas tol yang akan menghubungkan Marga Jaya hingga Tambun, Kabupaten Bekasi, ini dirancang sepanjang 6,9 kilometer dan digadang-gadang menjadi solusi bagi kemacetan sekaligus peningkatan konektivitas kawasan industri di Bekasi.

Kajian Mendalam Dampak Sosial-Ekonomi

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa proyek ini masih dalam tahap pengkajian, terutama terkait dampak sosial dan ekonomi yang mungkin timbul.

“Proyek ini harus benar-benar dipastikan memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan rakyat. Kalau sekadar membangun tanpa memperhatikan manfaatnya, itu tidak akan memberikan hasil yang maksimal,” ujar Dody dalam wawancara di Kementerian PU pada Senin malam, 6 Januari 2025.

Selain itu, Dody juga menyoroti isu kapasitas jalan tol di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang sudah dianggap berlebih. Hal ini menjadi salah satu aspek yang turut dipertimbangkan sebelum proyek dilanjutkan.

Sejarah Panjang Tol Becakayu: Dari 1997 hingga Kini

Tol Becakayu bukan proyek baru. Jalan bebas hambatan ini pertama kali dicanangkan pada 1997 namun sempat mangkrak selama bertahun-tahun sebelum akhirnya dilanjutkan pada era pemerintahan Presiden Jokowi. Saat ini, Tol Becakayu telah menyelesaikan Seksi 1 hingga 2A, yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Kota Bekasi.

Proyek Seksi 2B sendiri diharapkan menjadi pelengkap yang menghubungkan jalur tersebut hingga wilayah Tambun. Hal ini akan memungkinkan konektivitas yang lebih baik antara Jakarta, Bekasi, dan kawasan industri di sekitarnya, termasuk akses langsung ke Tol Jakarta-Cikampek.

Deputi I Kepala Staf Kepresidenan era Presiden Jokowi, Febry Calvin, pernah mengungkapkan bahwa proyek ini akan memperkuat jaringan infrastruktur transportasi nasional. "Tersambungnya Tol Becakayu hingga Tambun akan menambah kapasitas jalan, meningkatkan konektivitas, serta mendukung aktivitas kawasan industri di Bekasi," ujar Febry pada sebuah keterangan tertulis, Kamis, 20 Mei 2021.

Tantangan di Balik Pembangunan

Meski masuk dalam Renstra 2025-2029, perjalanan proyek ini tidak mulus. Lelang tender untuk pembangunan Tol Becakayu Seksi 2B sempat mengalami kendala pada tahun 2024. Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, lelang proyek ini terbagi menjadi dua paket:

Paket 1 senilai Rp 3,6 triliun, namun dinyatakan sebagai "Tender Gagal."

Paket 2 senilai Rp 2,2 triliun, yang saat ini masih dalam tahap evaluasi penawaran harga.

Kegagalan tender ini menjadi sorotan, mengingat besarnya biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur strategis seperti tol. Selain itu, perencanaan proyek ini juga harus mempertimbangkan penggusuran lahan, dampak lingkungan, dan kesiapan masyarakat lokal menghadapi perubahan yang akan terjadi.

Potensi Manfaat bagi Ekonomi dan Konektivitas

Jika terealisasi, Tol Becakayu Seksi 2B diyakini dapat memberikan dampak besar bagi aktivitas sosial-ekonomi di kawasan Bekasi dan sekitarnya. Berikut beberapa manfaat yang diharapkan:

Pengurangan Kemacetan: Ruas tol ini akan membantu mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur utama, terutama bagi kendaraan yang menuju kawasan industri atau melintasi Jakarta-Cikampek.

Peningkatan Efisiensi Logistik: Konektivitas langsung ke jalur utama Tol Jakarta-Cikampek akan mempercepat distribusi barang ke kawasan industri dan pelabuhan.

Dukungan untuk Kawasan Industri: Sebagai salah satu pusat industri terbesar di Indonesia, Bekasi membutuhkan infrastruktur yang mampu mendukung pertumbuhan bisnis dan investasi.

Namun, manfaat ini hanya akan terasa optimal jika proyek ini dirancang dan dikelola dengan baik. Pengawasan ketat, transparansi dalam pelaksanaan tender, dan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, serta pihak swasta menjadi kunci keberhasilan.

Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Realisasi

Proyek Tol Becakayu Seksi 2B adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan memperkuat jaringan infrastruktur nasional. Namun, tantangan yang melibatkan lelang tender, kapasitas jalan yang sudah padat, serta dampak sosial-ekonomi yang kompleks harus diselesaikan terlebih dahulu.

Bagi masyarakat Bekasi dan sekitarnya, keberhasilan proyek ini bisa menjadi solusi nyata untuk mengurangi kemacetan dan mempercepat laju ekonomi di kawasan industri. Namun, tanpa perencanaan yang matang, proyek ini hanya akan menjadi tambahan panjang sejarah pembangunan yang terhenti di tengah jalan. Tahun 2025-2029 akan menjadi periode krusial untuk melihat apakah proyek ini dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.