
mobilinanews (Malaysia) - Tes hari kedua Sepang hari ini, Kamis (6/2) tanpa juara dunia bertahan, Jorge Martin (Aprilia). Ia justru berada nun jauh di sebuah rumah sakit Spanyol usai kecelakaan parah pada hari perdana tes kemarin.
Kecelakaan yang akrab disebut highside di MotoGP, yakni saat pembalap terlempar ke udara dan terbanting ke aspal lintasan, mengakibatkan lebam di sekujur tubuh Martin. Tulang tangan kanan dan tulang kaki kirinya juga patah sehingga harus diterbangkan ke Spanyol untuk operasi.
Tapi, kecelakaan itu terbilang misterius. Karena para insinyur Aprilia belum menemukan sebab kecelakaan terjadi. Padahal seluruh data teknis dan perilaku pembalap terekam dengan baik dan tinggal diolah lewat perangkat teknologi termutakhir.
CEO Aprilia Massimo Rivola terus terang mengatakan tak punya penjelasan soal sebab kecelakaan. Semua aspek teknis berjalan normal sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.
"Itu kecelakaan yang sangat buruk. Dari rekaman dan evaluasi data tak ada yang salah pada pembalap dan motor. Para insinyur kami bukan orang bodoh, tapi saat ini kami tak punya jawaban mengapa itu terjadi," kata mantan petinggi Ferrari di ajang F1 itu.
Rivola membantah ban disinyalir menjadi penyebab kecelakaan. Berdasarkan rekaman data, temperatur dan tekanan angin ban pada saat kejadian sesuai dengan seharusnya.
Hanya saja katanya, masalah ban ini menarik karena beberapa lap sebelumnya Martin juga terjatuh tetapi baik-baik saja. Paket ban yang digunakan di dua kejadian itu sama, tetapi berlangsung di dua tikungan berbeda dengan tekukan ban yang juga berbeda. Yang pertama tikungan kanan, yang parah itu terjadi di tikungan kiri.
"Anda mungkin bisa katakan pada tikungan kanan itu idealnya pakai ban lembut (soft tyre) dan pada tikungan kiri itu pakai ban medium atau sebaliknya."
"Dari situ silakan Anda mencari jawabannya. Saya dapat memberitahu Anda bahwa insinyur kami tak bodoh, bahwa Jorge tidak melakukan kesalahan dan motornya pun baik-baik saja."
Rivola juga menampik sebab kecelakaan lantaran Martin ingin mengembangkan kecepatan agar bisa lebih memahami karakter motor barunya.
"Dari data yang ada saat itu ia tidak membetot pedal gas," tandas Rivola.
Dengan perkembangan teknologi MotoGP saat ini rasanya mustahil kalau para insinyur Aprilia (yang kata Rivola tidak bodoh) sulit menyimpulkan sebab kecelakaan. Mungkin saja mereka merahasiakan sesuatu yang sangat teknis dan kerahasiaan macam itu normal terjadi di tengah kerasnya rivalitas di arena MotoGP. (r)