mobilinanews (Swedia) - Dua perally tim Toyota Gazoo Racing (TGR) , Elfyn Evans dan Kanamoto Katsuta, memasuki final day Rally Swedia pada Minggu (16/2) dalam posisi saling mengancam dalam 3 spesial stage terakhir.
Evans yang pada seri Monte Carlo lalu finish P2 di bawah Sebastien Ogier (TGR) mengakhiri 15 special stage (SS) pada Sabtu (15/2) malam dengan keunggulan 3,0 detik atas Kanamoto dan 6,3 detik atas juara dunia 2024 Thierry Neuville (Hyundai). Dengan begitu Ervans sudah memetik 18 poin awal.
Ogier sendiri tak tampil di Swedia karena tampil part time di TGR seperti tahun lalu.
Hanya 3 SS yang tersisa pada hari terakhir. Evans hanya perlu mencapai garis finish agar 18 poin yang sudah diraih pada sesi Sabtu tetap aman. Jika masih ingin memburu poin maksimal, ia harus tercepat di 3 SS dengan ganjaran 7 poin plus 5 poin dari power stage.
Jika hitungan itu terwujud dan bawa pulang total poin 30 maka ia akan jadi.pemimpin serial WRC 2025 di klasemen sementara, menggantikan Ogier.
Ancaman terdekatnya adalah Kanamoto yang mengincar kemenangan pertamanya di WRC setelah lima kali hanya podium. Tapi, ia kini sudah semakin matang. Tak lagi terlalu ngotot di hari terakhir karena acap jadi bumerang.
"Ada saja yang terjadi saat demikian. Karena itu saya akan menemui para bos tim dan mendengarkan apa kata mereka," kata perally Jepang binaan Toyota itu.
Neuville yang sejak sesi Jumat berada di urutan 5 tampaknya sudah cukup senang bisa merangsek ke peringkat 3.
"Malam ini kami mempersiapkan segala sesuatunya dan mencobanya besok. Hari ini menyenangkan karena kami mengerjakan apa apa yang seharusnya. Semoga di hari terakhir juga seperti itu," kata juara dunia bertahan ini yang memenangi 3 dari 7 SS pada sesi Sabtu.
Joki TGR lainnya yang juga juara dunia 2022 dan 2023, Kalle Rovanpera (Finlandia) menutup sesi awal di peringkat 5 dengan gap 10,1 detik dengan Ott Tanak (Hyundai) di urutan 4.
Rally Swedia satu-satunya serial WRC yang berlangsung di atas permukaan es. Karena itu perlu perhitungan matang meski hanya menyisakan 3 SS pada hari terakhir. Sedikit saja salah bisa jadi petaka, seperti crash ringan Evans di SS14. Ia kehilangan waktu lebih dari 3 detik hanya karena mobilnya membentur dinding es di sisi lintasan. (r)