
mobilinanews (Jakarta) – Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terus dikebut. Hingga 16 Februari 2025, progres konstruksinya sudah mencapai 73,53 persen, menandakan proyek ini berjalan sesuai rencana. Tol sepanjang 175,4 kilometer ini menjadi ruas terakhir dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa, yang akan menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa.
Segmen pertama, ruas Probolinggo-Besuki, sepanjang 50 kilometer ditargetkan selesai pada Maret 2025. Jika semua berjalan sesuai jadwal, segmen Gending-Kraksaan akan rampung lebih dulu dan siap digunakan selama libur Lebaran, memberikan solusi baru bagi pemudik yang ingin menghindari kepadatan lalu lintas di jalur pantai utara dan jalur tengah Jawa Timur.
Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB), Adi Prasetyanto, menjelaskan bahwa tahap pertama pembangunan tol ini dibagi menjadi tiga paket pekerjaan:
Paket 1 (Gending-Kraksaan)
Paket 2 (Kraksaan-Paiton)
Paket 3 (Paiton-Besuki)
Dengan pembebasan lahan telah mencapai 99,55 persen, Adi optimistis bahwa proyek ini akan berjalan sesuai jadwal dan bisa digunakan secepatnya.
Jalan tol ini akan menjadi penghubung penting bagi masyarakat dan sektor industri di Jawa Timur. Jika sebelumnya perjalanan dari Probolinggo ke Besuki membutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit, dengan adanya tol ini, waktu tempuhnya akan dipangkas menjadi hanya 30 menit, dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam.
Tol ini juga akan memiliki tiga gerbang tol utama:
Gerbang Tol Kraksaan
Gerbang Tol Paiton
Gerbang Tol Besuki
Selain itu, ada juga tiga simpang susun di lokasi yang sama, memudahkan akses bagi pengguna jalan.
Jalan tol ini tidak hanya memperlancar mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Tapal Kuda. Dengan menghubungkan kota-kota seperti Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, dan Probolinggo, tol ini diharapkan mampu meningkatkan sektor pariwisata, industri, dan pertanian.
Pembangunan tol ini juga selaras dengan visi Presiden Prabowo dalam percepatan transformasi ekonomi berbasis infrastruktur berkelanjutan. Dengan meningkatnya konektivitas, investasi di kawasan timur Jawa diharapkan semakin berkembang.
PT JPB menegaskan bahwa proyek ini mengutamakan standar keselamatan konstruksi, kesehatan kerja, serta keselamatan lingkungan. Selain itu, proyek ini juga memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menggunakan tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan dari dalam negeri.
Dengan adanya tol ini, masyarakat akan lebih mudah mengakses berbagai wilayah di Jawa Timur, sementara sektor logistik dan perdagangan akan semakin efisien. Ke depan, proyek ini akan menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Pulau Jawa.
Kalau tol ini sudah jadi, kamu bakal lebih sering road trip ke Banyuwangi?