mobilinanews (Finlandia) - Tidak terlalu aneh jika Ott Tanak memenangi 5 dari 8 SS (Special Stage) yang sudah digelar Rally Arctic di Finlandia. Maklum kelasnya memang di level atas sebagai juara dunia WRC 2019. Yang menarik justru aksi para pereli muda macam Kalle Rovanpera dan Oliver Solberg.
Rovanpera, 20 tahun, memang sulit berharap jadi juara di putaran kedua serail WRC 2021 ini meski berada di posisi runner up kejuaraan sementara. Waktunya sudah terlalu jauh tertinggal dari Tanak, 24,1 detik. Sementara lomba tinggal menyisakan dua SS saja pada Minggu, 28-2-2021, hari ini.
Namun posisi saat ini saja jika bisa dipertahankan pereli muda tim Toyota itu maka sudah lebih dari cukup mengingat statusnya hanyalah pereli ketiga di atas Yaris WRC di bawah Sebastien Ogier dan Elfyn Evans. Ini sudah lonjakan prestasi karena di seri terdahulu di Monaco ia finish urutan 4. Dan, Rovanpera tak perlu kecewa gagal jadi juara karena trek Arctic memang sangat tak mudah diterabas. Buktinya adalah Ogier yang terpaksa ke luar arena karena kecelakaan, hanya 200 meter jelang finish SS8.
"Saya tak sepenuhnya nyaman di atas mobil. Pada medan lurus kami sangat cepat. Tapi pada trek teknikal kami kehilangan kecepatan, mobil acap keluar racing line," kata Rovanpera yang memenangi SS7, yang perdana di WRC.
Solberg, pereli muda Hyundai berumur 19 tahun, tak kalah pesona. Ini debutnya di kancah WRC. Motivasi awal Hyundai Motorsport menurunkannya hanyalah untuk belajar. Tak dinyana, putra Peter Solberg itu justru bisa tarung di kelompok 6 Besar. Jelas, penampilan Solberg membuat Team Principal Hyundai Motorsport Andrea Adamo sangat girang.
"Saya tahu ia punya talenta, tapi tak menduga ia tampil sebaik ini. Sejak SS2 ia tampil semakin cepat dan semakin cepat," puji Adamo.
Kepuasan Adamo juga tertuju kepada tiga driver pabrikan Hyundai yang berada di grup 4 Besar sementara. Selian Tanak di posisi teratas, Thierry Neuville dan Craig Breen pun sukses menempati P3 dan P4. Dan, kemungkinan Neuville menyodok posisi Rovanpera di urutan 2 pun masih terbuka dalam dua sisa SS. Keduanya hanya terpisah jarak 1,8 detik.
Kemenangan yang sudah di depan mata membuat peluang Tanak bersaing kembali di kejuaraan dunia semakin terbuka, terlebih karena Ogier sebagai juara seri Monte Carlo kali ini pulang tanpa poin dari Arctic.
Meski begitu Adamo tetap belum tenang sebelum lomba benar-benar berakhir. Apa saja bisa terjadi dalam dua SS sisa. Karena itu ia berharap Tanak bisa memenej keunggulan waktu saat ini, tanpa perlu ambil resiko ngotot memenangi SS.
Tanak pun paham itu. Ia jelas tak ingin kehilangan kesempatan juara yang istilahnya tinggal sejengkal lagi diraih.
"Pilihan ban. Kami menguji semua jenis ban yang ada dan yang kami pilih ternyata paling cocok di Arctic," tukas Tanak soal kiatnya memenangi 5 dari 8 SS yang sudah jalan. (rnp)