
mobilinanews (Jakarta) – Di tengah ramainya isu yang menyeret Pertamina, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell justru mengalami lonjakan penjualan bahan bakar minyak (BBM). Tak tanggung-tanggung, di salah satu SPBU Shell di Kabupaten Tuban, penjualan BBM naik hingga dua kali lipat dalam sehari. Bahkan, banyak pengendara rela menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan bahan bakar di SPBU ini.
Lonjakan penjualan ini terjadi di SPBU Shell yang berlokasi di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Syahid (78), pemilik PT. Senja Syahid Saleha yang mengelola SPBU tersebut, mengungkapkan bahwa sejak Senin (3/3/2025), penjualan BBM di SPBU Shell miliknya meningkat drastis.
Sebelumnya, dalam satu hari SPBU ini hanya mampu menjual sekitar 1.000 liter BBM. Namun, akibat isu Pertamax oplosan yang ramai diperbincangkan, angka tersebut melonjak hingga 2.000 liter per hari.
"Alhamdulillah, penjualan mengalami kenaikan yang cukup signifikan," ujar Syahid, dikutip dari TribunJatim.com.
Kondisi ini tentu menjadi berkah bagi pihak pengelola SPBU Shell, karena banyak masyarakat kini lebih selektif dalam memilih BBM berkualitas untuk kendaraan mereka. Isu pencampuran Pertamax dengan zat tertentu yang mencuat ke publik membuat banyak pengendara beralih ke SPBU lain yang dinilai lebih terpercaya.
Menariknya, fenomena lonjakan permintaan ini tidak hanya datang dari pelanggan setempat. Para pembeli yang biasa mengisi BBM di SPBU Shell Desa Bejagung kini juga berasal dari daerah yang lebih jauh. Bahkan, mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh hanya demi mendapatkan bahan bakar berkualitas.
"Dulu pembeli hanya dari sekitar Bejagung, sekarang banyak yang datang dari Kecamatan Merakurak, Jenu, Palang, hingga Widang," lanjut Syahid.
Banyaknya pelanggan yang beralih ke SPBU Shell membuktikan bahwa konsumen semakin peduli dengan kualitas bahan bakar yang digunakan. Mereka tak ingin ambil risiko dengan isu BBM oplosan yang berpotensi merusak mesin kendaraan mereka.
Meskipun permintaan meningkat, pengelola SPBU Shell di Tuban ini tidak melakukan perubahan dalam jam operasional maupun jumlah karyawan. Syahid memastikan bahwa operasional SPBU tetap berjalan seperti biasa tanpa adanya penambahan tenaga kerja atau jam operasional yang lebih panjang.
"Kalau tambah jam operasional dan karyawan tidak dulu," pungkasnya.
Meski demikian, dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang datang setiap harinya, bukan tidak mungkin pihak pengelola akan menyesuaikan strategi layanan agar tetap optimal dalam melayani konsumen.
Fenomena ini mencerminkan bagaimana konsumen kini semakin cermat dalam memilih BBM yang mereka gunakan. Kepercayaan terhadap suatu merek dan kualitas bahan bakar kini menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan. Dengan meningkatnya permintaan di SPBU Shell, tak menutup kemungkinan bahwa masyarakat akan semakin mempertimbangkan alternatif lain di luar Pertamina.
Apakah tren ini akan terus berlanjut? Menarik untuk dinantikan bagaimana persaingan pasar BBM di Indonesia ke depannya, terutama dalam menghadapi isu-isu yang berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen.