
mobilinanews (Jakarta) - Kalau kamu perhatikan, mobil-mobil keluaran terbaru sekarang sudah jarang sekali pakai mesin berbahan dasar besi seperti zaman dulu. Sekarang tren-nya justru beralih ke mesin berbahan aluminium yang lebih ringan dan katanya lebih efisien. Tapi apa benar aluminium lebih baik dari besi? Atau justru ini hanya sekadar strategi industri untuk menekan biaya produksi?
Biar gak bingung dan bisa paham arah teknologi otomotif masa kini, yuk kita bahas bareng-bareng plus minus mesin aluminium dibandingkan mesin besi, langsung dari pandangan ahli bengkel yang paham betul dunia mesin mobil.
Menurut Mahfud, pemilik bengkel GK Auto Service Gunung Kidul, penggunaan aluminium sebagai bahan utama blok mesin di mobil-mobil modern lebih ditujukan untuk memenuhi tuntutan pasar masa kini. Tuntutan tersebut seperti hemat bahan bakar, mobil siap langsung jalan tanpa harus dipanaskan lama-lama, dan juga efisiensi dalam perawatan.
"Karakter logam aluminium itu lebih ringan dibandingkan besi. Jadi bobot mobil secara keseluruhan berkurang dan itu bikin kerja mesin jadi lebih ringan juga" ujar Mahfud
Dengan bobot mesin yang lebih ringan, otomatis mesin gak perlu kerja keras buat ngangkat berat kendaraan. Efeknya jelas: konsumsi bahan bakar jadi lebih irit dan akselerasi lebih responsif. Buat kamu yang doyan mobil gesit dan efisien, mesin aluminium jelas jadi pilihan menarik.
Salah satu keunggulan aluminium yang sering di-highlight adalah konduktivitas termal-nya yang tinggi. Artinya mesin lebih cepat mencapai suhu ideal saat dinyalakan, dan juga lebih cepat membuang panas saat suhu naik. Ini penting buat menjaga stabilitas kerja mesin, apalagi kalau mobil sering dipakai dalam lalu lintas padat atau medan berat.
"Mesin lebih cepat mencapai suhu kerja jadi mobil bisa langsung digunakan tanpa harus dipanasi dulu kayak mobil lama" kata Mahfud
Namun jangan salah, sifat ini juga jadi bumerang kalau perawatannya gak tepat. Karena aluminium lebih mudah memuai di suhu tinggi, risikonya juga lebih tinggi terhadap keausan atau keretakan kalau mesin terus dibiarkan overheat atau telat ganti oli.
Meski punya banyak keunggulan, bukan berarti mesin aluminium bebas kekurangan. Justru di sinilah perbedaannya dengan mesin berbahan besi yang masih banyak dipakai pada kendaraan berat atau kendaraan komersial.
"Aluminium itu gak sekuat besi ketika kena tekanan tinggi atau benturan. Kalau mesin mobil kena benturan keras atau overheat ekstrem, blok mesin aluminium bisa retak bahkan pecah" jelas Mahfud
Beda dengan mesin besi yang lebih tangguh dan tahan banting, terutama buat kendaraan yang butuh kerja berat seperti truk atau SUV untuk off-road. Mesin besi juga dikenal lebih tahan lama dan gak rewel, meski tentu harus mengorbankan bobot yang lebih berat dan konsumsi bahan bakar yang biasanya lebih boros.
Kalau kamu pengguna mobil harian yang lebih mementingkan efisiensi BBM, kepraktisan, dan bobot ringan, maka mesin aluminium jelas jadi pilihan yang sangat ideal. Cocok banget buat generasi muda yang aktif dan ingin mobil cepat siap pakai tanpa banyak ritual.
Tapi kalau kamu punya kebutuhan mobil kerja, suka bawa beban berat, atau sering berkendara di medan ekstrem, mesin berbahan besi masih unggul soal ketahanan dan kekuatan.
"Makanya sekarang produsen mobil menyesuaikan jenis mesinnya dengan kebutuhan konsumen. Mobil perkotaan cenderung pakai aluminium, sementara kendaraan berat tetap pakai besi" tutup Mahfud
Peralihan dari mesin besi ke mesin aluminium bukan semata-mata karena aluminium lebih unggul dalam segala hal. Justru karena mobil modern punya kebutuhan dan karakteristik yang berbeda dengan mobil zaman dulu. Efisiensi, emisi rendah, dan kenyamanan lebih diprioritaskan, dan aluminium cocok untuk itu.
Tapi bukan berarti mesin berbahan besi akan punah. Di segmen tertentu, logam ini tetap jadi pilihan utama karena kekuatannya.
Jadi, sebelum memilih mobil baru, kamu bisa mulai pertimbangkan: kamu lebih butuh efisiensi dan ringan, atau tahan banting dan tahan lama?