
mobilinanews (Jakarta) - India mengambil lankah yang bertolak belakang dengan kenaikan taif impor ala Trump. Kabarnya mereka mungkin akan segera membuka pintu garasinya untuk menerima mobil Eropa yang lebih murah dengan memangkas tarif impornya yang terkenal tinggi.
Kebijakan di atas berpotensi mengubah pasar mobil negara itu dan menimbulkan tekanan pada produsen lokal. Hal ini tidak popular dikala ada tekanan terkait tarif impor Amerika.
Sebelumnya, India melindungi industri otomotif domestiknya dengan bea masuk yang dapat mencapai 110%. Namun melansir Reuters, para pejabat sedang mempertimbangkan pemotongan tarif untuk kendaraan buatan Eropa, yang berpotensi mengurangi tarif hingga serendah 10%.
Jika itu terjadi, maka menjadi dorongan besar bagi raksasa Jerman seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Volkswagen Group untuk tumbuh lebih jauh di Negeri Hinsutan itu.
Perlawanan Lokal dan Penolakan Industri
Bntut kebijakan itu, merek lokal, termasuk Tata Motors dan Mahindra & Mahindra menentang keras. Perusahaan-perusahaan kencang melobi pengurangan tarif yang diusulkan. Mereka khawatir kehilangan dominasi pasar yang kuat yang telah mereka kembangkan selama ini.
Reuters melaporkan bahwa industri mobil India terbuka untuk mengurangi tarif pada mobil bertenaga bensin tertentu dari lebih dari 100% menjadi 70%, dan kemudian mengeluarkan pemotongan lebih lanjut secara bertahap, yang akhirnya mengurangi tarif menjadi 30%.
Berbagai pemotongan telah diusulkan untuk EV. Sumber yang tidak disebutkan mengatakan perusahaan-perusahaan India tidak ingin tarif untuk kendaraan listrik diturunkan hingga tahun 2029 sebelum tarif tersebut diturunkan perlahan hingga 30%.
Keputusan India dipahami bahwa Kementerian Perdagangan India mengambil langkah ini dan telah memberi tahu perwakilan dari industri otomotif lokal tentang tuntutan Uni Eropa untuk pengurangan tarif. Selain itu, kebijakan ini berkenaan dengan kebijakan perdagangan global Amerika.
Asa tahu saja, Presiden Trump baru-baru ini mengumumkan tarif 26% untuk ekspor India ke Amerika Serikat, tetapi pada awal Maret, meminta India untuk menurunkan tarif menjadi nol atau dapat diabaikan di sebagian besar sektor, kecuali pertanian.