mobilinanews (Qatar) - Sejak berganti nama jadi tim Red Bull Tech3 dan digawangi dua rider beken, Maverick Vinales dan Enea Bastianini, baru pada GP Qatar kemarin mereka mendapuk podium sebagai runner-up.
Start dari grid ke-6, Vinales menjadi sorotan setelah jalani duel ketat dan panjang melawan Francesco Bagnaia dan Franco Morbidelli dan akhirnya melawan Marc Marquez hingga garis finish.
Mantan pembalap Yamaha dan Aprilia itu sempat menjadi pemimpin balapan pada lap ke-11 dan memimpin beberapa lap ke depan sebelum akhirnya disalip lagi oleh Marquez. Akhirnya Vinales membawa motor milik Tech3 menjadi runner-up, mengapit dua joki Ducati, Marquez dan Bagnaia, di podium.
Itu sukses perdana Tech3 milik Herve Poncharal itu, juga sukses perdana Vinales musim ini.
Sayang, beberapa saat kemudian sukses itu dibatalkan stewards lewat meja sidang mereka atas nama FIM Federasi Balap Motor International. Sesuai prosedur standar, motor Vinales diperiksa ulang usai balapan. Dan, ditemukan kalau tekanan angin ban depannya berkurang dari batas minimal, yakni tak boleh lebih dari 60% dari batas awal.
Ia kena penalti 16 detik dan karena itu posisi finish'-nya merosot dari P2 ke P14.
Poncharal dan krunya kecewa. Tak demikian dengan Vinales.
"Saya tetap menganggap ini sukses besar untuk tim. Saya benar-benar bangga. Ini.kemjauan besar karena kami melawan Ducati dengan rider sekelas Marc dan Bagnaia," tegas Vinales.
Ia mengaku sama sekali tak melihat sinyal peringatan soal tekanan angin itu pada monitor di dasbor motornya. Alasannya terlalu fokus ke depan dan tak sempat melihat hal lainnya.
Ia sempat melihat peluang menjadi juara dengan mendorong kecepatan semampu yang ia dan motornya bisa lakukan. Tapi, sungguh tak mudah melawan Marquez yang tak hanya kencang tetapi juga cerdas.
"Ia sangat pintar mengontrol performa ban depan dan belakangnya," ucap Vinales seolah mengingatkan taktik Marquez di seri balap sebelumnya yang berlindung di belakang motor Alex Marquez untuk menghindari masalah yang sekarang menimpa dirinya.
Di depan awak media, Vinales menegaskan tak peduli dengan penalti FIM itu. Ia merasa motornya sudah berada pada arah pengembangan yang benar, juga adaptasinya dengan mengubah riding style-nya di beberapa karakter tikungan.
"Saya punya kecepatan, tak membuat kesalahan, terus berjuang menuju kemenangan dan hampir berhasil. Buat saya, hasil itu lebih dari sebuah kemenangan. Itu hadiah spesial."
Pengembangan motor yang jauh membaik saat ini membuat Vinales menatap seri berikutnya dengan optimisme. Tim hanya perlu sedikit lagi membenahi area yang menjadi kelemahan RC16 dan perlu konsistensi pada seri berikutnya. Yang pasti, katanya, ia punya potensi lebih mendekati kecepatan Marquez. Dan, ia dan timnya sudah punya data apa saja yang harus ditingkatkan sedikit lagi.
"Kami harus bangga dengan performa saat ini. Kami pun semakin paham untuk bekerja keras lagi pada area mana. Saat sama saya terus menyesuaikan gaya balap, khususnya di braking zone, untuk mengoptimalkan catatan waktu." (r)