Tanjakan Maut Sitinjau Lauik Akan Punya Flyover Baru Ini Alasannya Dibangun dan Dampaknya ke Ekonomi Sumbar

Selasa, 06/05/2025 10:10 WIB | Ade Nugroho
Tanjakan Maut Sitinjau Lauik Akan Punya Flyover Baru Ini Alasannya Dibangun dan Dampaknya ke Ekonomi Sumbar
Tanjakan Maut Sitinjau Lauik Akan Punya Flyover Baru Ini Alasannya Dibangun dan Dampaknya ke Ekonomi Sumbar

mobilinanews (Sumbar) - Tanjakan Sitinjau Lauik di Kota Padang sudah lama dikenal sebagai salah satu titik paling ekstrem dan mematikan di jalan nasional Indonesia. Jalan sempit menanjak dengan gradien mencapai 22 persen serta tikungan tajam dengan radius hanya tujuh meter membuatnya jadi mimpi buruk bagi pengemudi truk maupun kendaraan pribadi. Tak terhitung lagi jumlah kecelakaan yang terjadi di sana dari kendaraan terguling hingga rem blong yang menyebabkan korban jiwa. Dan kini pemerintah akhirnya mengambil langkah besar yang sudah lama dinanti

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional Sumbar resmi memulai pembangunan jalan layang atau flyover Sitinjau Lauik. Proyek raksasa ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dihadiri langsung oleh Menteri PUPR Dody Hanggodo, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan jajaran pemangku kepentingan lainnya

Menurut Kepala BPJN Sumbar Tabrani pembangunan ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kecelakaan yang terus berulang di ruas jalan Sitinjau Lauik. Dalam kajian teknis disebutkan bahwa titik ini memiliki tantangan ekstrem yakni kemiringan jalan yang sangat curam serta tikungan tajam yang membuat kendaraan sulit bermanuver terutama saat musim hujan atau kendaraan berbeban berat

Flyover ini nantinya akan membebaskan setidaknya tiga titik hazard atau titik rawan kecelakaan. Dengan jalur layang yang akan melintas di atas lereng perbukitan Sitinjau Lauik kendaraan akan terhindar dari tanjakan curam dan tikungan berbahaya. Tidak hanya menyelamatkan nyawa tapi juga meningkatkan efisiensi lalu lintas antara Kota Padang dan Solok

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyebutkan bahwa proyek ini adalah bentuk nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap masyarakat Sumatera Barat. Menurutnya jalan ini sangat vital bukan hanya untuk mobilitas harian masyarakat tapi juga untuk menunjang jalur logistik yang menopang perekonomian daerah. Jalan Sitinjau Lauik selama ini merupakan jalur utama distribusi barang dari Kota Padang ke daerah-daerah di pedalaman seperti Solok Dharmasraya hingga ke Jambi

“Ini bukan cuma soal keselamatan tapi soal masa depan ekonomi Sumbar. Jika arus logistik bisa lancar maka pertumbuhan ekonomi bisa naik. Harga barang jadi lebih stabil dan akses ke pusat kota makin terbuka” kata Andre

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya Adjib Al Hakim yang menjadi pelaksana proyek menjelaskan bahwa proyek flyover Sitinjau Lauik ini memiliki nilai sebesar Rp 2,793 triliun. Masa konstruksi ditargetkan selama 2,5 tahun dengan masa operasi atau konsesi selama 10 tahun. Ini termasuk dalam skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU di mana investasi ditanggung swasta namun dengan jaminan pengembalian secara bertahap

Dalam perancangannya flyover Sitinjau Lauik tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis tapi juga kelestarian lingkungan. Mengingat kawasan tersebut masuk dalam wilayah rawan longsor dan konservasi hutan tropis Sumatera pembangunan dilakukan dengan pendekatan teknik yang ramah lingkungan dan mempertahankan ekosistem yang ada sebanyak mungkin

Bagi masyarakat Sumatera Barat terutama pengguna rutin jalur ini kehadiran flyover adalah angin segar. Banyak sopir truk logistik maupun pengemudi pribadi selama ini harus berjudi nyawa tiap kali melewati jalur itu. Belum lagi waktu tempuh yang bisa sangat lama saat terjadi kemacetan atau kecelakaan. Dengan flyover waktu tempuh akan jauh lebih singkat aman dan stabil

Flyover Sitinjau Lauik juga diprediksi akan membuka peluang ekonomi baru mulai dari sektor wisata transportasi hingga sektor informal di sekitar kawasan