mobilinanews (Jakarta) - Cargloss Helmet merupakan salah satu merk helm lokal yang familiar di kalangan pemotor Indonesia. Nama besarnya diiringi dengan inovasi desain yang uptodate dan kualitas pelindung kepala yang ditawarkan.
Berkaitan dengan itu, kini marak helm dengan stiker Cargloss yang membanjiri pasar helm di berbagai sudut jalan. Lantas apakah helm-helm tersebut benar dari produsen utamanya?
General Manager Cargloss Helmet, Endin Nasrudin menggatakan sejauh penelusuran mereka helm berstiker Cargloss dipasang secara sepihak oleh penjualnya agar mendapat keuntungan dari bisnis tersebut.
"Kita coba investigasi helm yang datang pada mereka itu, tanpa merek. Lalu mereka kasikan stiker Cargloss yang sama persis dengan apa yang kita punya, baru akan dijual," kata Endin Nasrudin di Jakarta, Rabu (7/4)
Ia menjelaskan sebenarnya, kalau buatan Cargloss sendiri stiker mereka yang asli terlindungi dengan clear sehingga sudah menyatu dengan batok helm dan tidak bisa dilepas. Berbeda dengan helm Cargloss palsu yang hanya menggunakan stiker yang hanya direkatkan.
"Jadi Cargloss yang kita bikin, tulisannya nggak bisa dilepas karena di decal dan diclear. Sedangkan Cargloss yang palsu, dia dipasang dengan stiker sehingga, tulisan Carglossnya bisa dicopot. Yang paling bisa dilihat secara visual itu," bebernya
Selain itu, pada bagian dalam helm ada tertulis siapa pembuatnya yakni PT Mega Karya Mandiri, sedangkan yang palsu tidak ada nama pembuatnya. Hal ini bisa menjadi referensi secara visual, ketika calon pembeli ingin mengecek keaslian sebuah helm lansiran Cargloss.
Maraknya pemalsuan ini, membuat Cargloss meminta agar razia SNI bisa digencarkan. Tapi tidak sekedar pengecekan logo SNI secara kasat mata, karena kebanyakan logo SNI hanya tempelan atau diembos.
"Dalam razia SNI, petuugas kita kan nggak begitu tau apakah itu SNI asli atau tidak. Karena itu butuh langkah lebih aplikatif dijawab oleh pemerintah untuk penertiban," ujarnya.
Untuk itu ke depan mereka harapkan agar pemerikasaan helm-khelm ber-SNI bisa dilakukan dengan dukungan teknologi, misalanya hologram yang bisa menunjukan keaslian helm tersebut termasuk soal SNI.
"Ke depan bisa pakai hologram untuk mematikan bahwa helm ini benar lolos uji, SNI dan menyatakan bahwa helm tersebut benar asli dan tidak dinjek. Intinya Ada aturan yang lebih lengkap," tukasnya. (Elk)