mobilinanews (Jakarta) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengapresiasi keberanian dan inovasi Dyandra Promosindo, dalam menginisiasi terselenggaranya pameran IIMS Hybrid 2021.
Pameran otomotif ini, akan menjadi tonggak banngkitnya industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Tanah Air, setelah vakum lebih dari setahun karena pandemi Covid-19.
Kemenparekraf sangat mendukung IIMS Hybrid, karena Dyandra menyanggupi permintaan untuk menjalankan semua protokol kesehatan (prokes) dan menjadi laboratorium untuk menguji panduan dan pedoman CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), yang telah disusun sebagai standar utama penyelenggaraan pameran.
"Tentunya kami menyambut baik IIMS Hybrid, ini bagian dari kita mengimplementasikan kemudian mencoba apakah benar, pedoman CHSE bisa kita gunakan dan menjadi bagi pihak pemberi izin untuk membuat checklist bagaimana kesiapan dari event organizer itu bisa menyelenggarakan pameran," kata Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf.
Bagi mereka, meskipun Indonesia dalam kondisi yang masih tersandera pandemi, harus ada penggerak yang menjadi pelopor bangkitnya industri MICE untuk mendorong perekonomian. Dan IIMS menjadi yang pertama dalam memulai gebrakan ini.
"Kita tahu IIMS merupakan salah satu pameran terbesar di Indonesia. Saya pikir dengan penyelenggaraan IIMS ini sangat memberikan benefit bagi kita semua, baik jangkauan risk dari yang akan datang atau ada yang bisa melihat langsung ke tempat atau lokasi dan menjadi contoh bagi pameran lain di kemudian hari," ujarnya
Berkaitan dengan itu, Rizki meminta agar melalui ajang IIMS ini, semua bisa melakukan evaluasi dan monitoring. Khususnya bagi Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara pameran.
Hal ini penting, karena Dyandra tetap menjadi laboratorium bagi bangkitnya industri kreatif dalam hal pameran di masa pandemi.
"Dalam penyelenggaraan pameran, kita harapkan ada evaluasi dan monitoring oleh Dyandra sendiri, bagaimana pameran berjalan. Karena ini menjadi bagian dari percontohan. Apa yang dilakukan Dyandra karena ini, yang pertama kali. Maka, akan jadi percontohan baik yang dilakukan oleh event organizer maupun pemerintah daerah yang biasa melakukan pameran," tukasnya.
Dukungan dari Kemenparekraf menjadi amunisi bagi Dyandra promosindo, untuk tancap gas dengan segala prosedur ketat dalam penyesuaian dengan prokes dimaksud.
Untuk itu, bila sebelumnya venue di JIExpo, Kemayoran menampung hingga 10 ribu pengunjung. Maka di pameran Hybrid ini dibatasi 25% dari kapasitas atau 2.500 pengunjung saja.
"Sesuai dengan prokes pengunjung maksimal 25 persen dari kapasitas normal. Misalnya pada hari itu, ditentukan jumlah pengunjungnya 2.500 orang, harus segitu. Katakan kapasitas normalnya 10 ribu, dan pengunjung hari itu 2500, maka tiket onlinenya pun dijual 2500," beber Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh.
Hal ini menjadi aturan baku dalam pameran IIMS Hybrid 2021, karena jaminannya adalah kepatuhan dalam menjalankan prokes seketat mungkin, sehingga tidak menimbulkan masalah ikutan yang berdampak pada penyelenggaraan IIMS secara keseluruhan. (Elk)