mobilinanews (Italia) - Frustrasi. Itu yang kini dirasakan joki tim Suzuki, Joan Mir dan Alex Rins. Juara dunia pembalap dan kejuaraan tim yang disabet tahun lalu bakal sulit terulang musim ini. Semuanya gara-gara Davide Brivio pergi mendadak ke ajang balap F1.
Meski sedih dan terpukul, tadinya Suzuki yakin bisa mengatasi keadaan sepeninggal Brivio yang flamboyan dan dekat dengan semua unsur dalam organisasinya.
Pria Italia mantan manajer Valentino Rossi itu diyakini sebagai sosok penting perubahan konsep kerja di Suzuki, dengan cara menyeimbangkan gaya kerja Eropa dengan Jepang. Hasilnya, itu tadi, dua trofi di akhir musim 2020.
Shinichi Sahara, pemimpin proyek Suzuki di MotoGP, yang tadinya tandem sejati Brivio lantas mereorganisasi timnya pasca kepergian Brivio.
Sahara membentuk kepemimpinan kolektif di level atas dengan membentuk sebuah komite. Isinya para personel senior Suzuki. Tapi, pada akhirnya semua keputusan berpulang juga kepada Sahara.
Maka pola manajemen tim pun berjalan dengan gaya Jepang yang konservatif. Tak lagi sefleksibel era Brivio. Termasuk pada soal pengembangan teknis GSX-RR.
Dari semua pabrikan di MotoGP, kini tinggal Suzuki yang belum gunakan holeshot (alat bantu start). Pabrikan terbaru yang membangun sistem itu adalah Yamaha di GP Italia lalu.
Itu sebabnya joki Yamaha Fabio Quartararo kini berani adu sprint melawan Ducati dari garis start menuju tikungan pertama. Tak lagi telak tertinggal seperti sebelum GP Italia.
Joan Mir, sang juara dunia bertahan milik Suzuki, mulai mengeluh. Kehilangan motivator macam Brivio, dan juga merasa timnya lambat merespons perubahan macam holeshot itu. Membuatnya fristrasi di garis start.
"Kami tak lagi bisa menyerang sejak dini," kata Mir menyebut kelebihan motornya tahun lalu, meski tak bagus di kualifikasi tapi saat race bisa langsung memperbaiki posisi ke depan.
Lebih frustrasi lagi adalah Alex Rins. Ia tiga kali kecelakaan dan retire dalam 5 race awal. Terakhir jelang GP Catalunya malah kecelakaan naik sepeda, membuatnya tak bisa tampil di Sirkuit Barcelona.
Dampaknya jelas. Dalam klasemen pembalap, Mir berada di urutan 5 sedangkan Rins terpuruk di urutan 15. Pada kejuaraan konstruktor, Suzuki berada di urutan 4 di bawah Yamaha, Ducati dan KTM.
Sementara di kejuaraan tim duet pembalap tersebut baru kumpulkan total poin 101 di urutan 4 di bawah Yamaha (190), Ducati (178), dan Pramac Ducati (124).
Kesimpulan sementara, semakin tipis kemungkinan Suzuki pertahankan 2 gelar tahun lalu. Bahkan dapat 1 saja menjadi tanda tanya besar. Hanya karena kepergian Brivio. (rnp)