mobilinanews (Inggris) - Pada 15 Juni 2021 ini dikabarkan jadi tanggal penentuan apakah Lewis Hamilton tetap di skuad Mercedes atau tidak? Dikutip dari DailyMail, deadline itu ditetapkan Team Principal Mercedes Toto Wolff untuk disetujui Hamilton atau tidak.
Itu rumor terbaru di Inggris, negeri asal Hamilton. Sepertinya ia mustahil pensiun pada akhir 2021 seperti spekulasi sebelumnya lantaran hanya kontrak setahun (2021) dengan Mercedes. Disebutkan juga kalau proposal perpanjangan kontrak itu hanya untuk musim 2022 plus opsi perpanjangan ke 2023.
Itu baru rumor. Tapi, menarik mencermati alasan Hamilton bertahan di F1 pada usia tahun depan mencapai 37 tahun. Pertama adalah semangatnya yang berbeda karena tahun ini mendapat perlawanan keras dari pembalap lain, yakni Max Verstappen (Red Bull).
Itu jadi gairah tersendiri bagi Hamilton yang sejak 2014 seperti tak punya lawan di F1 (kekecualian pada 2016 saat ditekuk rekan setimnya sendiri, Nico Rosberg).
"Sebelumnya kami diburu. Saat ini saya menjadi pemburu. Darah saya darah pembalap, menyukai kompetisi seperti ini dan berharap bisa berlangsung lama," kata Hamilton di awal musim saat mulai diimbangi Verstappen.
Menurut juara dunia F1 1997 Jacquez Villeneuve, situasi saat ini menuntut Hamilton harus kerahkan seluruh potensi yang dimiliki. Bagi pembalap yang menyukai kompetisi dan rivalitas, itu adalah kesenangan.
Alasan kedua, Hamilton bertahan adalah keinginan membuat rekor baru menjadi 8 kali juara dunia. Melampaui rekor saat ini 7 gelar yang ia sandang bersama Michael Schumcaher (Jerman).
Tadinya ia diprediksi akan mudah meraih gelar itu pada musim 2021. Tapi, nyatanya Verstappen melawan dengan keras, bahkan kini mengalahkannya di klasemen sementara.
Hamilton mulai berhitung. Jika gagal meraih gelar tahun ini maka tak lagi ada kesempatan meraih rekor itu jika tak bertahan di Mercedes.
Pada batas waktu yang ditetapkan Wolff, 15 Juni 2021, sama sekali belum bisa terbaca potensinya meraih gelar ke-8 tahun ini. Untuk itu ia harus amankan posisi 2022 lebih dulu untuk berjaga-jaga.
Dan, alasan ketiga adalah keinginan Hamilton mencicipi era baru F1 mulai 2022 dengan perubahan konsep dan regulasi teknis F1.
Ini tak hanya tantangan bagi tim, tetapi juga pembalap karena konsep baru ini dibuat untuk membangun kekuatan tim lebih merata. Dengan sendirinya juga membangun rivalitas yang lebih kuat di antara pembalap.
Benarkah demikian? Tanggal 15 Juni tak lama lagi, untuk menjawab semuanya. Itu pun kalau benar pernyataan Wolff soal deadline kontrak tahun depan. (rnp)