mobilinanews (Prancis) - Isu panas yang menerpa Valtteri Bottas belakangan ini menjadi sedikit ia ademkan dengan sukses tercepat di FP1 GP Prancis, Jumat (18-6-2021). Ia kalahkan rekan satu timnya di Mercedes, Lewis Hamilton, dengan selisih 0,2 detik.
Satu-satunya jalan Bottas bertahan musim depan di Mercedes tergantung penampilan di GP Prancis ini plus dua seri beruntun di Red Bull Ring. Jika tampil sesuai target Mercedes, terlebih jika mampu kalahkan Hamilton pada raceday maka harapan bertahan kembali menguat.
Terlebih lagi jika Mercedes bisa finish 1-2 di Sirkuit Paul Ricard pada race Minggu (20/6) mendatang. Itu berarti dominasi Mercedes kembali datang setelah diusik Red Bull Honda dalam 6 putaran awal 2021.
Tapi, ini barulah latihan perdana. Ia dan Hamilton sementara sukses mengangkangi duet Red Bull Max Verstappen dan Sergio Perez.
Apakah formasi itu bertahan hingga race masih sangat dini dibicarakan. Yang pasti, isu minor yang kini menerpa menjadikan Bottas tampil semakin ganas.
Yang menjadi topik panas di hari pertama GP Prancis ternyata bukan hanya Bottas. Perilaku timnya yang ditengarai mencari-cari kesalahan rival juga jadi bahan omongan di paddock.
Setelah menggugat keabsahan sayap belakang RB16B Mercedes dikabarkan kini juga siap memperkarakan legalitas peralatan pitstop milik Red Bull. Maklum, selama ini rekor pitstop tercepat selalu milik tim Red Bull Honda.
Hal itu didengungkan Helmut Marko, penasehat senior Red Bull Racing. Ia sebut perang psikologis tengah dilancarkan musuh kepada mereka.
"Mercedes tengah gelisah. Mereka tak terbiasa dengan tekanan seperti kami lakukan musim ini. Itu kelihatan dari beragam reaksi mereka. Tapi, kami tak akan menurunkan level kami seperti mereka," sindir Marko.
"Setelah rear wing, kini mereka mempertanyakan legalitas material pitstop kami. Sebuah tuduhan yang sama sekali tak berdasar," imbuhnya.
Marko paham kalau gerakan itu bisa bertujuan untuk merusak konsentrasi Red Bull dalam kompetisi. Tapi, ia tegaskan skuadnya tetap fokus untuk memenangkan gelar musim ini. Ia dan timya bertekad tak terpengaruh oleh isu-isu yang dikembangkan lawan.
"Seperti kata Max (Verstappen), sebaiknya kita bicara di dalam lintasan saja," tantangnya. (rnp)