mobilinanews (Italia) - Jeremy Burgess, chief mechanic legendaris yang membawa gelar juara dunia buat Freddie Spencer, Mick Doohan dan Valentino Rossi, pernah bilang `jangan memasukkan harimau dan singa dalam satu kandang`. Dan, itulah yang dilakukan Ducati dengan memasangkan duet Italia musim depan.
Burgess mengatakan itu mengomentari keputusan Yamaha menduetkan Valentino Rossi dengan Jorge Lorenzo yang akhirnya memunculkan rivalitas jorok dan kontroversi berkepanjangan.
Muncul kekhawatiran hal sama dialami tim pabrikan Ducati saat Enea Bastianini resmi menjadi pendamping Francesco Bagnaia di skuad pabrikan 2023. Apalagi keduanya sesama rider Italia, yang berarti akan ada 'matahari kembar' di tim asal Bologna itu.
Meski sesama Italiano, Pecco dan Bestia, jauh dari sebutan bersahabat. Dimulai dari sikap Bestia yang dikabarkan anggap enteng para pembalap didikan Rossi di camp VR46 seperti Pecco, Franco Morbidelli, Luca Marini dan Marco Bezzecchi yang kini sudah manggung di MotoGP. Belum lagi akademika lainnya yang tengah tarung di Moto3 dan Moto2.
Hubungan pribadi yang tak enak itu jelas terlihat saat Ducati tertarik menarik Bestia ke pabrikan setelah sukses meraih kemenangan tahun ini bersama Gresini Ducati.
Padahal sejak tahun lalu Ducati sudah menggadang Jorge Martin (Spanyol/Pramac Ducati) untuk gantikan Jack Miller.
Menyikapi hal itu, Pecco sempat mengatakan jika boleh memilih maka ia lebih suka tetap berduet dengan Miller dengan sejumlah alasan, antara lain kecocokan pribadi.
Pernyataan itu langsung disambar Bestia dengan nyinyir.
"Dia takut kehadiran saya. Ia ingin punya rekan satu tim yang mudah ia kalahkan," ujar Bestia.
Dan, dalam sejumlah race musim ini sangat terlihat betapa kerasnya perlawanan Bestia kepada Pecco. Terakhir di GP Malaysia saat ia bertarung keras untuk mengalahkan Bagnaia hingga lap terakhir, lewat momen mendebarkan yang bikin petinggi Ducati tahan nafas.
Pasalnya, ini partai penentuan buat Bagnaia mengalahkan Fabio Quartararo jadi juara dunia 2022.
Bestia mengaku paham betapa penting kemenangan Pecco untuk Ducati. Ia juga paham pesan lewat pitboard-nya agar berhati-hati di dekat Pecco. Tapi, ia seolah tak peduli.
"Saya paham keinginan Ducati. Tapi, saya ingin mengalahkan Pecco di sini. Saya ingin juara," tegas Bastianini yang akhirnya memang gagal menyalip ulang Bagnaia jelang garis finish.
Wajar jika Pecco sudah meramalkan sulitnya satu tim dengan Bestia tahun depan.
"Sebenarnya wajar saja jika ia ingin menang. Karena musuh pertama seorang pembalap adalah rekan satu timnya sendiri, sebelum mengalahkan yang lain. Tapi, dalam banyak hal kami harus bekerjasama membangun tim. Mungkin tak mudah tapi kami harus menjalaninya," kata Bagnaia dirangkum dari crash.net.
Sebelumnya Ducati pernah punya line up duo Italia lewat Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone. Pasangan ini bubar setelah tubrukan sesama mereka di tikungan terakhir dan lap terakhir GP Argentina 2016.
Keduanya berebut posisi runner up di belakang Marc Marquez. Artinya, double podium yang sudah di tangan terbuang karena agresivitas Iannone. Dovi sendiri akhirnya finish ke-13 dengan perolehan 3 poin setelah mendorong motornya ke garis finish.
Dan, gara-gara itu pula akhirnya Iannone kehilangan kontrak ke musim berikutnya.
Akankah rivalitas Bagnaia-Bastianini dalam satu tim akan berjalan penuh kontroversi? Potensinya terbuka namun hanya waktu yang akan membuktikan. (rnp)