mobilinanews (Jakarta) – Senin (18/1) siang mobilinanews mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan Bernard Richards, founder jam tangan premium B.R.M. Chronographes di Fairgrounds di Pacific Place, Jakarta.
Menariknya, jam tangan produksinya dikhususnya untuk para pesohor dan pebalap papan atas. “Jam tangan itu identik dengan kecepatan, dinamis dan gaya hidup. Tak salah kalau filosofi B.R.M identik dengan racing dan pebalap,” buka Bernard seusai lunch.
Tapi, pria kelahiran Paris, Perancis pada 1958 ini dan mengaku mantan pebalap amatiran ini tidak serta merta menempatkan balapan paling tinggi kastanya yakni F1 sebagai ajang promosi.
“F1 itu di Eropa sudah tidak menarik lagi. Apalagi di Amerika yang lebih bangga Nascar dan Indycar. Maka saya lebih suka bermain di balap ketahanan Le-Mans 24 Hours, DTM atau Reli Dakar. Di cabang-cabang itu kami memiliki brand ambassador, dan itu lebih menarik,” terang pria yang meluncurkan brand B.R.M pada 2003.
Bernard sendiri mulai bergabung dengan sekolah pembuatan jam di Paris pada 1974. Kemudian beralih ke sekolah Paris micromechanical dan 1978 bergabung dengan permata Sekolah Paris.
Pada 1996, ia mendirikan Bernard Richards Manufacture (B.R.M) yang mengkhususkan diri dalam mesin komponen untuk jam tengan mewah dan berani melakukan investasi di mesin digital.
Saat ini B.R.M Chronographes telah berkembang di seluruh dunia. Dan pada setiap negara di mana Bernard menjajakan produknya, Bernard mengangkat pebalap terbaik menjadi brand ambassador.
Tak terkecuali B.R.M Chronographes yang berpartner dengan Fairdgrounds milik Kartika S Winata di Indonesia menunjuk pebalap internasional Ananda Mikola sebagai brand ambassador.
“Saya sudah ngobrol dengan banyak orang dan semua menyebut nama Ananda Mikola. Hal serupa saya lakukan di negara lain. Saya juga memiliki brand ambassador untuk Le-Mans 24 Hours dan Dakar Rally,” senyum pria enerjik ini.