mobilinanews (Jakarta) - Bagi Anda pemakai Ford Fiesta, Everest, Focus, Escape dan Ranger harus menerima kenyataan pahit. Sebab hari ini (25/01), Ford Motor Indonesia resmi tutup. Perusahan mobil asal Amerika itu menjelaskan kalau telah membuat keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi mereka di Indonesia pada paruh kedua tahun ini.
Dalam pengumumannya Ford bilang kalau masih memberikan layanan penjualan, servis dan garansi sampai beberapa waktu ke depan di tahun ini. Tentu ini bukan berita baik bila purnajual Ford terhenti di 2016.
Dalam pernyataan di websitenya, Managing Director Ford Motor Indonesia (FMI) Bagus Susanto menyatakan. "Hari ini kami telah mengumumkan keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford".
Hal ini akan berdampak kepada anjloknya harga mobil-mobil Ford kalau benar FMI ditutup.Seperti diketahui, harga mobil asal Paman Sam itu melonjak drastis karena pajak 125% yang berlaku sejak tahun lalu.
Ford Fiesta saja harga termurahnya adalah Rp 228 juta sedangkan Ford Everest 2.2 Titanium A/T Plus merupakan varian termahal dengan harga Rp 664 juta.Kalau ini terjadi bisa saja Ford Fiesta akan anjlok sampai bernilai Rp 100 jutaan dan Ford Everest bisa anjlok dan kemungkinan bernilai Rp 400 jutaan atau malah lebih terjun lagi.
Atas karena harganya yang mahal, FMI selalu merugi. Apalagi ditambah gejolak ekonomi dunia yang belum reda. Tapi, FMI masih akan beroperasi hingga akhir tahun ini dan menyadari bila konsumen menjadi resah karena pemberitahuan yang terkesan mendadak ini.
Namun yang jelas FMI tetap melayani purnajual dan garansi demi kepuasan konsumen. Sebelumnya Ford Motor Japan juga tutup beroperasi karena hal yang sama.
Melihat pencapaian penjualan Ford selama tahun 2015, dari data Gaikindo mencatatkan 6,103 unit. Ini mengalami penurunan 47,4% di banding tahun 2014 dengan pencapaian sebanyak 11.614 unit.
Hal ini tentu saja meninggalkan misteri mengingat belum ada alasan resmi dari pihak FMI mengenai penghentian laju bisnis di Indonesia. (Teks Berto Pramadya)