mobilinanews (Jakarta) - All New (AN) CBR250RR memang baru akan dijual akhir tahun ini. Tapi, ada baiknya kita kenali teknologi throttle by wire (tbw) yang ditawarkan CBR250RR. Sebab teknologi ini bikin biker menunggangi robot. "Motor lebih efisien dan nyaman. Ridernya tinggal mengarahkan setang," buka Tommy Huang, si 'Otak Komputer' dari rumah modifikasi BRT.
TBW di AN CBR250RR jadi teknologi tertinggi di motor kelas 250cc yang mengaspal di Tanah Air. Yamaha R25 dan Kawasaki Ninja250 belum pakai TBW. Ngga salah juga, kalau ini jadi salah satu penyebab AN CBR250RR termahal di kelasnya. AN CBR250RR adalah supersport imut.
Ok, soal TBW, Tommy menjelaskan. Sederhananya, TBW mengatur bukaan klep kupu-kupu di throttle body tidak tergantung puntiran tangan. "Tapi lewat sinyal elektronik yang dikirim transponder pada ECU, saat grip gas dipuntir," paparnya.
Alhasil, akselerasi AN CBR250RR lebih stabil. Di samping itu konsumsi bahan bakar juga menjadi lebih efisien. Nyaman dan aman dikendarai.
Sebenarnya, TBW memungkinkan pencangkokan teknologi variable power control, taction control dan cruiser control. Tapi, AN CBR250RR hanya mengaplikasi variable power control. Karena kalo ketiganya dipasang, harganya lebih menjulang. So, soal traction control dan cruise control kita bahas terpisah.
Nah, AN CBR250RR dilengkapi 3 mode riding. Pertama mode nyaman, alias comfort mode. Mode ini digunakan saat ingin berkendara santai. Reaksi throttle akan berkurang. Tenaga dan torsi yang disemburkan menurun. Dijamin tidak ada entakan akselerasi. "Comfort mode juga bisa dipakai disaat hujan, agar aman," tunjuk Tommy.
Lalu ada Sport Mode (SM). Ini mode standarnya motor. Respon throttle layaknya pakai gas konvensional dengan kabel. Tapi, ECU mengatur agar tnaga dan torsi motor tetap tidak dalam kondisi 1 : 1 dengan bukaan gas. "Lagi-lagi, buat alasan keamanan, efisiensi dan kenyamanan. Pokoknya buat pemakaian sehari-hari dalam kondisi jalan normal," pasti Tommy yang rajin.meriset dan bikin ECU buat penambah performa motor injeksi.
Terakhir, mode Sport + (Plus). Ini buat yang demen kebut-kebutan di sirkuit. "Out-put tenaganya maksimal. Bukaan gas mirip sistem karburator," tutup Tommy.
Hmmm... Benar-benar mirip nyemplak robot. Canggih! (Aries Susanto, Foto : motoroid)