mobilinanews (Jakarta) - Tahun 2016 menjadi tahun produktif bagi pabrikan kendaraan merek Toyota di Indonesia. Selain tetap terus mempertahankan status sebagai pemimpin market share penjualan mobil nasional, Toyota juga banyak menghadirkan mobil model baru.
Mulai dari All New Avanza, menyusul All New Innova, All New Fortuner, New Rush, All New Sienta, dan terakhir adalah produk LCGC kembar berkapasitas 7-seater kolaborasi Daihatsu dan Toyota, Calya.
Seluruh model yang dihadirkan melengkapi portfolio Toyota sebagai APM besar di Indonesia dengan line up terluas dan terbesar.
Setelah hadirnya Toyota Calya apakah Toyota masih memiliki senjata baru lagi sampai akhir tahun ini?
"Rasanya sih sudah cukup dulu, sekarang kita ingin fokus pada model yang sudah ada. Karena produk kita juga sudah banyak, mulai dari Innova baru, Avanza baru, Fortuner, Rush baru, Sienta dan sekarang Calya," sebut Anton Jimmi Suwandy, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) di Karawang, Selasa (2/8).
Menanggapi isu terkait tidak adanya lagi model yang akan dihadirkan sampai tahun 2018 nanti, Anton Jimmi menanggapi santai.
"Gosip is gosip, jadi saya tidak mau ngomong-ngomong soal ini. Tapi yang pasti kita punya strategilah, artinya kita akan mengedepankan model-model yang sudah ada dulu," jawabnya.
Strategi tersebut menjadi tantangan baru bagi Toyota untuk lebih dikedepankan daripada kembali menghadirkan model baru. "Portfolio kita sudah lengkap, bahkan kalau jadi sales Toyota sih, saya lagi ngebayangin gimana ngapalin spek-spek mobil Toyota, harga, dan simulasi kreditnya. Jadi ini challenge buat kita! Makanya kita punya cabang banyak, punya sales banyak, tujuannya tidak lain untuk mengakomodasi kebutuhan ini," pungkasnya.
Ini artinya, setelah Calya hadir, Toyota Indonesia akan lebih banyak fokus untuk terus menambah jaringan pelayanan serta SDM (sales) hingga dua tahun ke depan. Bukan begitu Toyota? (Zie)