mobilinanews (Jakarta) - Angka pesanan mobil LCGC 7-Seater Toyota Calya terus meningkat sejak diluncurkan bulan Agustus 2016 lalu. Sampai pertengahan bulan ini sudah tercatat sebanyak 21.700 SPK Toyota Calya yang diterima oleh dealer-dealer Toyota di seluruh Indonesia.
Ini membuat inden atau proses tunggu unit Calya menjadi sedikit panjang, sekitar satu bulan setengah hingga dua bulan. Repotnya lagi karena Toyota Calya bukan produk yang diproduksi langsung oleh Toyota Indonesia, tetapi Daihatsu yang juga punya Sigra, kembaran Calya.
Menyikapi hal ini Toyota Indonesia megaku sudah melakukan berbagai cara agar bisa memenuhi permintaan agar unit yang dipesan konsumen bisa sampai sesegera mungkin.
"Secara umum ada dua hal yang kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut. Yang pertama intensif kita informasikan kepada Daihatsu kondisi inden ini. Kita juga berusaha menganalisa tipe by tipe, untuk melihat yang mana yang paling laris sehingga bisa difokuskan produksinya," sebut Anton Jimmi Suwandy, Executive General Manager Area Management PT Toyota Astra Motor (TAM) di Semarang, Rabu (14/9).
Disebutkan oleh Anton, saat ini Calya tipe G adalah tipe terlaris, baik itu manual maupun otomatis dengan persentase mencapai 90 persen. "Jadi kita fokuskan ke produksi Calya tipe G khususnya manual," lanjut Anton.
Selain dari tipe, warna juga menjadi ukuran produksi Calya. Saat ini warna putih jadi warna paling populer sehingga produksinya akan lebih banyak untuk mengimbangi demand konsumen.
"Memang kalau bicara proses produksi, kita tidak bisa langsung naikkan secara spontan, tapi bertahap. Makanya kita akan lihat berdasarkan demand tertinggi yang mana, maka kita fokuskan produksinya kesitu."
Poin kedua yang dilakukan oleh Toyota adalah lebih banyak berkomunikasi dengan konsumen atau calon konsumen. Toyota selalu berupaya menginfokan kondisi terakhirnya seperti apa. Bahkan dari pengakuan Anton Jimmi, aktivitas penjualan secara agresif juga dikurangi karena lebih fokus pada produksi.
"Tapi kita tidak menghalangi kalau ada konsumen datang ke kita yang tahu kondisi ini dan tetap mau inden. Kita tetap terima dan yang pasti kita sudah jelaskan lebih dulu kondisinya sehingga konsumen ngerti," jelasnya.
Daihatsu sendiri sebagai pihak yang memproduksi Calya dianggap sangat kooperatif dalam membantu Toyota mencari jalan keluar. "Daihatsu sangat responsif dan mereka melihat kita sebagai client yang yang harus diberikan layanan terbaik," pungkas Anton. (Zie)