Mobilinanews.com, (Jakarta)- Layaknya perusahaan taksi memilih unit kendaraan yang ingin dipakai dengan pertimbangan performa dan efesiensi BBM, begitu pula halnya jambret di tahun 80-an memilih menggunakan Yamaha RX-King sebagai motor pilihan untuk beraksi.
“Tahun 85-an saya pernah terjun di dunia hitam sebagai jambret di daerah Kebayoran Lama. Saya dan teman-teman saat itu memilih menggunakan Yamaha RX-King karena tarikan pertama gigi 1 dan 2, sangat panjang. Kita sih ga tahu secara detail spek, taunya motor ngacir dan susah di kejar,” ujar Ewink (45 tahun) yang di temui mobilinanews di Manggarai, Jaksel, Minggu dini hari (8/3).
Meski Ewink sudah tobat dan memilih beralih ke ojek motor, namun kekuatan motor 2 tak yang beberapa kali ditunganginya untuk beraksi, ini tidak akan terlupakan.
Hal senada juga disampaikan Mulyadi dari Komunitas King Tebet (KKT).
“Salah satu tugas kami adalah mengembalikan dan meluruskan citra Yamaha RX-King sebagai motor kharismatik dan powerfull, bukan mainannya jambret. Wajar jika banyak jambret pilih King, karena King motor 2 tak pertama yang ber-cc besar (135cc) dan memiliki bodi yang ramping,” ujar Mulyadi.
RX-King mengaplikasikan teknologi Yamaha Energy Induction System (YEIS) dan teknologi Computerized Lubrication System yang merupakan penyempurnaan dari teknologi mesin yang di aplikasikan pada Yamaha generasi (RX-K) sebelumnya.
Kedua teknologi inilah yang membuat King sangat responsif dan bikin ngacir, sekaligus irit BBM sehingga banyak diminati bikers yang hobi ngebut. Yang perlu dipahami adalah RX-King sebagai rajanya jalanan, bukan motornya raja jambret!