mobilinanews (Jakarta) – Kegelisahan para pemilik mobil pribadi yang berubah fungsi menjadi taksi online terus berlanjut. Kegundahan paling besar pada gugurnya asuransi mobil yang pembayaran premi per tahunnya mencapai Rp 3 juta.
“Kami kan diwajibkan KIR biar bisa naksi online. Nah, saat KIR, otomatis konsekuensinya asuransi gugur atau harus meng-upgrade premi dari mobil pribadi menjadi komersil. Untuk asuransi kombinasi TLO dan kompherehensif antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Dan umumnya pengemudi mengambil resiko asuransi gugur ketimbang harus meningkatkan premi karena lebih mahal,” ujar Kiki (bukan nama sebenarnya) pengemudi taksi online Uber kepada mobilinanews.
Diinfokan, koperasi (rental) tempatnya bergabung sekitar 200 armada dan 60 persennya adalah mobil LCGC (low Cost Green Car). Jadi ada sekitar 120 pemilik LCGC yang gugur asuransi akibat peraturan pembatasan kapasitas mesin harus di atas 3.000 cc.
“Untuk Uber sendiri koperasinya bisa mencapai ratusan mobil. Untuk 1 koperasi kerugiaan gagal asuransi bisa mencapai Rp 360 juta. Bisa dibayangkan berapa kerugian untuk 100 koperasi. Belum lagi pengemudi taksi online lainnya seperti dari Grab car dan Go car,” terang Kiki.
Merujuk penghitungan versi Kiki, jika Rp 360 juta dikalikan 100 (koperasi/rental) dari 1 perusahaan taksi online, bisa mencapai kisaran Rp 3,6 miliar. Angkanya pun terus membengkak jika Rp 3,6 miliar dikalikan 2 perusahaan lainnya, Grab car dan Go car. Secara global, gugurnya asuransi mobil bisa mencapai Rp 10,8 miliar per tahun.
Eldyan Syukra, Brand Manager Asuransi Bintang Syariah menyebut sejak berlakunya peraturan syarat taksi online digencarkan, belum banyak pemilik asuransi yang meng-upgrade premi asuransinya.
“Dari data yang kami miliki, belum ada yang meningkatkan premi dari mobil pribadi menjadi komersil. Namun ada beberapa kasus, asuransi gugur karena mobil digunakan sebagai sarana angkut penumpang. Memang masih abu-abu sih peraturannya. Kami dari perusahaan asuransi hanya menjalankan peraturan sesuai kebijakan yang kita miliki. Memang sayang jika asuransi harus gugur karena pemilik mobil belum memahami dengan detail konsekuensinya,”urainya kepada mobilinanews.
Semoga saja ada jalan keluar lain yang tidak merugikan siapa pun. Toh hadirnya peluang mendapatkan penghasilan tambahan dengan taksi online cukup membuat pendapatan perorangan jadi bertambah. (oka)