Adwitya Amandio : Idealnya Night Race ISSOM Dijadikan Agenda Tahunan
mobilinanews (Sentul) - Emmanuel Adwitya Amandio membuktikan sebagai pembalap serbabisa. Tidak hanya jawara di ajang drift, tetapi juga balap mobil.
Terakhir, Dio --sapaan karibnya -- berhasil menjadi juara 1 kelas Japan Super Touring Championship (JSTC) Free For All pada Night Race ISSOM seri 4 Sabtu, 18 Agustus 2018 di Sentul International Circuit, Bogor.
Selain itu, Dio yang menggeber mobil Nissan Silvia, juga meraih podium 2 Overall JSTC. Namun, bukan itu yang mau disampaikan pembalap andalan ABM Racing Team yang dikomandani Paul F. Montolalu ini.
"Ternyata, seru banget balap mobil ISSOM pada malam hari. Sangat challenging dan membuat kecanduan. Maka itu, setelah mencetak sejarah sebagai night race yang pertama di Asia, idealnya harus dibuat rutin setiap tahun. Harus dibikin sebagai balap tahunan," ungkap Dio kepada mobilinanews.
Dio sendiri sudah biasa suasana balap malam di ajang drift. Hanya saja menurut dia, suasananya berbeda dengan balap mobil. "Selain treknya lebih panjang, ketegangannya lebih lama di ISSOM Night Race hehe," tutur mahasiswa tingkat skripsi LSPR Jakarta ini.
Tentang biayanya yang lebih mahal dibanding balap siang hari, salah satunya karena harus menyiapkan ratusan lampu di sepanjang trek, menurut Dio akan lebih bagus kalau sukses penyelenggaraan kemarin diikuti adanya sponsor pada event berikutnya. Jadi tidak memberatkan penyelenggaranya.
Seperti diketahui, Night Race ISSOM kemarin merupakan kerjasama ABM Enterprise dan Sirkuit Sentul.
"Ya, mau bagaimana lagi. Kan sudah komit. Tidak ada sponsor juga harus jalan dong," ujar Vivi Montolalu, CEO ABM Enterprise yang enggan membuka berapa besar yang digelontorkan guna menggelar Night Race ISSOM untuk rayakan 25 tahun sirkuit Sentul tersebut. (budsan)
