mobilinanews

Pengendalian Impor Mobil Mewah, Wujud Komitmen Pemerintah pada Produksi Dalam Negeri

Selasa, 11/09/2018 14:03 WIB
Pengendalian Impor Mobil Mewah, Wujud Komitmen Pemerintah pada Produksi Dalam Negeri
Momentum tepat untuk meningkatkan produksi mobil dalam negeri. (foto: anto)

mobilinanews (Jakarta) - Guna menjaga fundamental ekonomi Indonesia, pengendalian impor mobil mewah akan efektif pada bulan September ini.

Hal ini disampaikan Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI, seusai Konferensi Pers Kebijakan Pemerintah Dalam Rangka Pengendalian Defisit Neraca Berjalan di Jakarta (5/9).

Kendaraan yang akan terkena dampak langsung adalah mobil yang memiliki kapasitas mesin di atas 3.000 cc dan yang dikategorikan sebagai supercar.

“Tapi kalau yang sudah on the way, ya dilanjutkan saja. Untuk kategorinya dari sisi harga sudah tinggi dan kita sudah punya kriteria sesuai PPnBM,” ujarnya. 

“Misalnya kategori supercar, kan tidak ada supercar yang tidak mewah,” tambah Airlangga.

Dari sisi jumlah sebenarnya kuota impor mobil mewah selama ini termasuk kecil untuk Indonesia. 

Namun dengan pengendalian impor mobil mewah ini, pemerintah ingin menunjukan komitmennya pada produksi mobil dalam negeri. 

“Memang  dari segi jumlahnya tidak besar, tetapi melalui kebijakan ini menjadi signal bahwa kita prioritaskan pada produksi nasional yang ikut menggerakan ekonomi kita,” jelasnya.

Pemerintah berharap dengan kebijakan pengendalian impor termasuk untuk mobil mewah, membuat industri otomotif dalam negeri dapat meningkatkan kapasitas ekspornya agar bisa mendatangkan devisa bagi negara.

“Jadi kita berharap sekarang industri bisa melihat kesempatan ini untuk mengganti produk impor, karena sekarang barang itu jadi lebih mahal menjadi 15-20%,” jelas Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI pada kesempatan yang sama.


“Ini yang kita bikin pemihakan pada industri dalam negeri,” tambahnya.
 
Dengan penyesuaian tarif baru ini, beban impor yang selama ini menggerogoti devisa negara bisa berkurang sebesar 2 persen dibandingkan tahun lalu. 

“Untuk studinya kenaikan 2-4 persen tarif bea masuk, nilai impor kita akan turun sekitar 1 persen. Jadi kalau PPh dianggap kurang lebih sama dengan bea masuk, penurunan impor sekitar 2 persen year on year,” imbuhnya.

Saatnya produksi mobil dalam negeri digenjot, nih. (anto)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo