mobilinanews

Cerita Soebronto Laras Tentang Maraknya Reli Era 80 dan 90-an

Rabu, 01/05/2019 13:15 WIB
Cerita Soebronto Laras Tentang Maraknya Reli Era 80 dan 90-an
Suasana reli pada tahun 80 an yang ramai mendapat support dari Bupati hingga Gubernur (foto : rft)

mobilinanews (Jakarta)  – Kancah reli di Indonesia memiliki cerita tersendiri di era tahun 80 hingga 90-an.

Bisa dibilang pada masa itu reli begitu ramai diminati dan menjadi salah satu daya tarik sendiri, tak hanya bagi para pelaku di industri reli, namun juga bagi masyarakat luas.

Soebronto Laras yang merupakan tokoh penting di  otomotif menceritakan mengenai hal tersebut. Ia mengaku bahwa di tahun 80 hingga 90-an, ajang reli sangat ramai karena peraturannya yang cenderung dibuat fleksibel.

“Pada saat itu, IMI membuat peraturan sefleksibel mungkin dengan tujuan untuk membangun reli itu sendiri agar lebih banyak yang berminat  ikut serta,” cerita Soebronto.

Apa yang dimaksud fleksibel menyangkut beberapa hal, misalnya regulasi terkait modifikasi dan hal-hal teknis lainnya.

“Zaman dulu sebisa mungkin kita membuat standar bagaimana agar orang mau ikut walaupun tetap mengikuti pakem yang ditentukan FIA. Namun kita juga berpikir bagaimana cara membuat orang tertarik, makanya waktu itu kita buat proses modifikasi dan teknis sebisa mungkin tidak memberatkan bagi para peserta.”

Soebronto lanjut mengenang saat pertama kali ia terjun di industri balap pada awal tahun 80-an.

Menurutnya, ajang reli menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat setempat. Bahkan Pemerintah Daerah seperti Gubernur, Bupati, ataupun pemimpin di daerah tempat dilaksanakannya event reli merasa senang.

Menurut pengakuan Soebronto, dalam reli di Medan ketika itu, Danau Toba juga sekaligus dijadikan lokasi penyelenggaraan power boating yang menambah semarak 

 “Kita sampai bikin power boating di Danau Toba dan melibatkan teman-teman dari Malaysia dan Singapura," ungkap Soebronto. 

Yang lebih membanggakan adalah ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah World Rally Championship (WRC) di Medan.

Legenda sekelas Rod Millen pun pernah mencicipi kejuaraan reli di Indonesia pada tahun 1990 dan 1992. 

Ia pun memberikan dukungan kepada Rifat Sungkar selaku Ketua Komisi Reli IMI Pusat beserta seluruh komunitas reli di generasi saat ini untuk terus mendorong majunya reli di Indonesia sehingga semarak yang dihadirkan bisa seperti dulu.

“Semoga generasi saat ini seperti Rifat bisa meneruskan apa yang telah terjadi di masa lampau karena sebenarnya Indonesia telah membuktikannya. Saya harap perjuangan teman-teman komunitas reli bisa membuahkan sesuatu yang positif ke depan,” pungkas Soebronto. (bs) 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo