McLaren Sindir Ferrari dan Red Bull, Seperti Petinju Kelas Berat vs Menengah
mobilinanews (Inggris) - Di tengah gonjang-ganjing virus Covid-19, krisis keuangan terus menghantam tim peserta. Khususnya tim medioker dan terlebih tim papan bawah.
CEO McLaren Zak Brown menuduh ada tim yang justru bermain api dalam situasi saat ini.
Brown yang baru saja merumahkan kru tim dan memotong gaji pembalapnya tak mau menyebut tim yang ia maksud. Tapi, ia yakin semua tahu tim mana yang ia maksud.
"Tak perlu seorang detektif untuk mencari tahu," tegasnya.
Ya, memang mudah menebak tim yang dimaksud adalah Ferrari dan Red Bull. Dua tim elit ini menolak usulan reduksi budget cap agar keungan tim F1 tertolong dari kekeringan.
Batas anggaran tim F1 seharusnya adalah 175 juta USD per musim. Akibat serangan Covid-19, FIA dan penyelenggara F1 menurunkannya menjadi 150 juta USD buat tahun depan.
Tapi, sejumlah tim seperti McLaren ingin dikurangi lagi ke angka sampai 100 - 125 juta USD karena pada musim 2020 ini sama sekali belum ada pemasukan selain pengeluaran. Sayang, gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh Ferrari dan Red Bull.
"Tim yang saya maksud sedang bermain api. Tanpa 10 atau minimal 9 tim peserta maka tak ada yang namanya F1. Tanpa tim lain maka mereka akan bertarung melawan diri sendiri," ungkap Zak Brown.
Sebelum ini Brown menyebut kondisi F1 saat ini sangat rapuh dengan kondisi 4 tim ini dalam keadaan kritis.
Jika keadaan tak berubah maka kelanjutan kompetisi F1 menjadi tarohannya.
Brown menegaskan dampak budget cap itu tak akan sehat buat kompetisi F1. Ia ibaratkan pertandingan tinju di atas ring, dimana petinju kelas berat bertarung melawan petinju kelas menengah. Jelas tak adil.
Intinya, ia dan beberapa tim lain ingin rivalitas di kancah F1 makin merata di berbagai sektor. Hanya tim terbaik di trek yang akan jadi juara. Itu wajar dan sesuatu yang diinginkan fans.
Bukan kemenangan yang sudah bisa ditakar sebelum balapan, semata karena kekuatan finansial dan teknologi tim tertentu.
"Saya pikir mereka harus lebih percaya diri. Siap bertarung dengan semua orang dengan persyaratan yang lebih setara. Itu yang diinginkan penonton di semua jenis olahraga," tandasnya. (rnp)