mobilinanews

Tinton Soeprapto : Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

Jum'at, 19/06/2020 20:55 WIB
Tinton Soeprapto : Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
Dari kiri H. Tinton Soeprapto, Bupati Bogor Ade Yasin dan Lola Moenek di kantor Bupati Bogor

mobilinanews (Bogor) – Diterangkan oleh H. Tinton Soeprapto, kenapa pihaknya perlu menemui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, karena yang bertanggung jawab terhadap wilayah Kabupaten Bogor terkait pandemi.

“Jadi, penanggung jawabnya itu kan Ketua Gugus Tugas, yang di bawahnya ada Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Olahraga, Pariwisata hingga Polres Bogor,” ungkap H Tinton Soeprapto, bos sirkuit Sentul Bogor kepada mobilinanews.

Diakui pula oleh H. Tinton Soeprapto, bahwa semua kan kepingin hidup. “Kayak sirkuit Sentul ini berapa coba luasnya, rumputnya sudah pada tinggi, perlu dipotong. Perlu biaya. Belum kami menghidupi berapa karyawan di sirkuit Sentul,” ujarnya buka-bukaan.

Meski begitu, H.Tinton Soeprapto tak mau mengorbankan nama besar sirkuit Sentul dan namanya dengan tidak mentaati peraturan pemerintah, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Kalau misalnya, nanti 2 Juli, PSBB Bogor diperpanjang karena Covid-nya masih tinggi, ya kami akan patuhi. Event balap tidak harus dimulai pada Agustus juga, kalau masih PSBB. Kalau pun harus tahun depan, ya mau gimana lagi?," terang legenda otomotif Indonesia itu. 

“Saya tak mau, nila setitik rusak susu sebelanga. Tahu kan maksudnya?,” lanjut ayahanda pembalap international, Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto itu.

Maka itu, ia minta kepada para pembalap, para hobbies yang gemar balap di sirkuit Sentul untuk dengan sadar menjaga diri sendiri, untuk menjaga kesehatannya.

“Pokoknya, nanti seluruh event di sirkuit Sentul akan tetap melakukan protokol kesehatan. Baru masuk gerbang, mobil disemprot disinfektan, test suhu badan dengan thermometer gun, physical distancing, disiapkan tempat cuci tangan yang banyak dan seterusnya,” tutur H. Tinton Soeprapto.

Toh, dia juga mengatakan penerapan peraturannya jangan terlalu kaku juga. “Soalnya, kalau terlalu kaku dan ketat, mereka (pembalap dan kru) pasti keberatan juga. Yang ada nanti malah kucing-kucingan,” lanjutnya.

Di mata H Tinton Soeprapto, sebenarnya virus Corona ini bukan penyakit yang sangat berbahaya, karena berangkat dari semacam flue.

“Tapi, kalau tidak nurut protokol kesehatan, dengan memakai masker, jaga jarak hingga sering mencuci tangan dan tidak hidup jorok, sehingga punya imunitas yang baik, virus tidak bakal masuk,” tutup H. Tinton Soeprapto. (bs)

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo