mobilinanews

Komunitas F1 Terbelah Isu BlackLivesMatter, President FIA Gelisah

Senin, 06/07/2020 21:42 WIB
Komunitas F1 Terbelah Isu BlackLivesMatter, President FIA Gelisah
Aksi dukungan untuk #BlackLivesMatter di GP Austria, Minggu (5-7-2020). (Foto: gettyimages)

mobilinanews (Austria) - Aksi berlutut mendukung kampanye #BackLivesMatter di GP Austria berbuntut panjang. Enam pembalap F1 yang tetap berdiri sementara yang lain berlutut mendapat serangan bertubi, namun tak sedikit juga yang membelanya.

Ke-6 pembalap itu adalah Max Verstappen (Belanda/Red Bull), Charles Leclerc (Monaco/Ferrari), duet tim Alfa Rome Kimi Raikkonen (Finlandia) dan Antonio Giovinazzi (Italia), Carlos Sainz (Spanyol/McLaren) dan Danil Kvyat (Rusia/AlphaTauri). Semuanya punya alasan sendiri-sendiri mengapa tak ikut berlutut. 

"Dengan tetap berdiri sama sekali tak berarti komitmen saya lebih kecil dari orang lain melawan prilaku rasisme. Sikap ini lebih baik dilaksanakan dalam hidupo sehar-hari ketimbang lewat simbol semata," kata Leclerc.

"Saya sangat peduli dengan kampanye persamaan hak dan perlawanan terhadap prilaku rasis. Tapi, setiap orang juga punya hak menunjukkan hal itu dengan caranya masing-masing," ucap Verstappen.

Di Belanda terjadi pro dan kontra. Salah satu yang mengkritik sikap Verstappen adalah mantan pesepakbola nasional yang kini menangani timnas Belanda, Ronald Koeman. Dan, para pendukung Hamilton jelas menghujat ke-6 pembalap itu.

Di Rusia, Kvyat juga dihajar pro dan kontra. Banyak yang mendukungnya, antara lain Igor Ermilin dan Nikolai Valuez.

Ermilin menilai gerakan #BlackLivesMatter yang diusung Hamilton ke kancah F1 adalah masalah Amerika Serikat karena peristiwanya terjadi di sana. Maka biarlah warga AS saja yang berlutut karena di negara-negara lain hal seperti itu tak terjadi.

"Seharusnya hal semacam itu tak dibawa ke arena olahraga," tukas Ermilin, mantan pembalap Rusia yang juga jadi penasehet Presiden Vladimir Putin.

"Kami di Rusia hanya berlutut untuk menghormati bendera nasional, untuk Tanah Air kami, dan mungkin juga untuk orang tua kami," kata Valuez yang mantan petinju nasional untuk menjawab kritikan terhadap Kvyat. 

Intinya apa yang dilakukan Hamilton dan rekan-rekan jelang race GP Austria mengundang `pertikaian` pendapat di kancah F1.

Banyak yang mendukung gerakan #BlackLivesMatter yang muncul akibat kasus kematian George Floyd di tangan polisi AS itu, tapi banyak pula yang melihatnya kini sebagai gerakan yang dipolitisasi beberapa pihak.

Demikian masifnya isu itu sehingga President FIA Jean Todt merasa khawatir perpecahan fans ini akan berakibat buruk buat F1. 

"F1 harus sangat hati-hati dan jangan membiarkan isu politik ke dalam paddock F1," kata Jean Todt.

Tentu tak berarti Todt tak mendukung gerakan anti rasis tersebut, sebab ia sendiri menikah dengan artis Malaysia Michele Yeoh yang keturunan China. (rnp)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo