mobilinanews
Home »

Baterai EV `Sandwich`: Terobosan Teknologi untuk Jarak Tempuh Lebih Jauh?

Senin, 24/03/2025 09:10 WIB
Baterai EV `Sandwich`: Terobosan Teknologi untuk Jarak Tempuh Lebih Jauh?
Baterai EV `Sandwich`: Terobosan Teknologi untuk Jarak Tempuh Lebih Jauh?

mobilinanews (Jakarta) –  Di tengah pesatnya perkembangan kendaraan listrik (EV), tantangan utama yang terus dihadapi oleh para produsen baterai adalah menciptakan teknologi yang mampu memberikan kepadatan energi lebih tinggi, pengisian daya lebih cepat, serta efisiensi dan keamanan lebih baik. Salah satu inovasi terbaru yang tengah dikembangkan di Eropa adalah teknologi baterai `sandwich`, yang diklaim mampu meningkatkan stabilitas, daya tahan, serta ramah lingkungan.

Mengapa Disebut Baterai `Sandwich`?

Organisasi penelitian asal Norwegia, SINTEF (The Foundation for Industrial and Technical Research), memperkenalkan konsep baterai ini dengan struktur berlapis seperti sandwich. Dalam struktur ini, katoda ditempatkan di bagian atas, anoda di bagian bawah, sementara pemisah dan pengikat berada di antara kedua lapisan tersebut.

Meski konsep ini berlaku untuk banyak jenis baterai, baterai `sandwich` memiliki keunggulan utama yang membedakannya dari baterai lithium-ion tradisional. Baterai ini diklaim lebih stabil, lebih padat energi, dan memiliki umur pemakaian lebih lama.

Keunggulan Teknologi Baterai `Sandwich`

1. Katoda dengan Lithium-Nikel-Mangan Oksida

Baterai ini menggunakan katoda berbahan lithium-nikel-mangan oksida, yang tampaknya bebas dari kobalt dan mengandung lebih sedikit nikel serta lithium dibandingkan baterai EV konvensional. Material ini memungkinkan tegangan rata-rata lebih tinggi, yang dapat meningkatkan kinerja serta mempercepat waktu pengisian daya.

Selain itu, bahan kimia ini juga dapat mengemas lebih banyak energi dalam volume lebih kecil. Menurut ilmuwan SINTEF, Nils Peter Wagner, hal ini menjadikan baterai lebih ringan namun tetap mampu menyimpan energi dalam jumlah besar.

2. Anoda Berbasis Komposit Silikon-Grafit

Demi meningkatkan kapasitas baterai, banyak produsen kini mulai mengeksplorasi penggunaan silikon dalam anoda. Baterai `sandwich` memanfaatkan komposit silikon-grafit, yang mengatasi kelemahan utama silikon murni—yakni kecenderungan untuk membengkak selama siklus pengisian dan pengosongan.

Beberapa perusahaan teknologi baterai seperti Amprius, Group14, dan Sila Nanotechnologies juga telah mengembangkan anoda berbasis silikon. Penggunaan kombinasi silikon dan grafit dalam baterai `sandwich` menawarkan stabilitas lebih baik serta daya tahan lebih lama dibandingkan anoda berbasis grafit murni.

3. `Lem Super` untuk Perbaikan Mandiri

Salah satu aspek revolusioner dari baterai `sandwich` adalah adanya material khusus yang berfungsi seperti `lem super`. Teknologi ini memungkinkan baterai untuk memperbaiki kerusakan kecil secara otomatis, mirip dengan konsep ban mobil yang dapat menutup kebocoran sendiri.

Material ini diterapkan dalam bentuk pengikat dan pemisah khusus. Pengikat bertugas menyatukan partikel aktif dalam baterai, sementara pemisah mencegah korsleting dengan memastikan katoda dan anoda tidak bersentuhan langsung.

Dari Laboratorium ke Produksi Massal

Pengembangan prototipe elektrolit generasi pertama dengan material ini telah selesai, dan para peneliti kini fokus pada pengembangan sel baterai generasi kedua. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana membawa inovasi ini ke tahap produksi massal.

Bob Lee, Presiden dan Kepala Strategi LG Energy Solution di Amerika Utara, pernah mengatakan dalam podcast Autoline Network bahwa tantangan utama dalam industri baterai bukan hanya menemukan inovasi baru, tetapi juga memastikan bahwa inovasi tersebut bisa diproduksi dalam volume besar secara konsisten.

Kesimpulan: Masa Depan Baterai EV Lebih Cerah?

Baterai `sandwich` yang dikembangkan SINTEF menawarkan berbagai keunggulan yang bisa menjadi solusi bagi keterbatasan baterai kendaraan listrik saat ini. Dengan kombinasi material inovatif, kapasitas penyimpanan lebih tinggi, serta fitur perbaikan mandiri, baterai ini berpotensi memperpanjang jarak tempuh kendaraan listrik sekaligus meningkatkan keamanannya.

Meski masih dalam tahap pengembangan, jika berhasil diproduksi dalam skala besar, teknologi ini bisa menjadi game changer di industri otomotif dan mempercepat adopsi kendaraan listrik di seluruh dunia. Kini, tinggal menunggu bagaimana para produsen besar akan mengimplementasikan inovasi ini ke dalam lini produksi mereka.

Akankah baterai `sandwich` menjadi standar baru dalam industri EV? Kita tunggu saja terobosan selanjutnya!

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
vps.indonews.id