mobilinanews (Monaco) - Manajemen F1 berlakukan aturan baru di GP Monaco edisi 2025. Kalau normalnya hanya sekali pitstop atau ganti ban untuk 78 laps, kali ini minimal dua kali pitstop. Maksudnya bagus, tapi akhirnya dicela pembalap dan fans.
Karena trek sempit maka nyaris mustahil menyalip di sirkuit tengah kota Monte Carlo itu. Acap jadi membosankan karena bukan balapan tetapi seperti iring-iringan mobil saja.
Dengan dua pitstop, harapannya ada greget lain untuk tingkatkan ketegangan karena strategi pitstop bisa dipakai untuk 'menyalip' lawan dalam perebutan posisi.
Faktanya, menurut fans dan mayoritas pembalap, perubahan itu sama sekali tak efektif. Tetap saja seperti konvoi, seperti Max Verstappen, Lando Norris, Charles Leclerc dan Oscar Piastri jalan bareng hingga lap terakhir tanpa sekali pun ada celah untuk menyalip. Dan, Verstappen yang tengah memimpin balapan pun harus masuk pit pada lap terakhir dan finish P4. Sesuai urutannya saat start. Norris, Leclerc, dan Piastri pun finish 1,2, 3 sesuai posisi start.
Menyikapi kecaman itu, CEO Formula 1 Stefano Domenicali menyebut eksperimen itu bukan gagal meski tak sepenuhnya berhasil seperti diharapkan.
"Setidaknya perubahan itu membuat tim dan pembalap harus memikirkan strategi tersendiri. Fans juga bertanya-tanya kapan pembalap favoritnya masuk pit dan berhitung waktunya dibandingkan lawan," kata pria Italia mantan petinggi Ferrari itu.
Meski menganggapnya tidak gagal, Domenicali tak bisa memastikan apakah aturan itu berlaku pada GP Monaco tahun depan.
"Bersama pemerintah kota kami akan selalu berusaha membuat perubahan menarik di Monaco, tapi itu tak mudah. F1 harus selalu terbuka untuk sebuah inovasi meskipun untuk itu harus menabrak tradisi yang sudah ada," tegasnya. (r)