mobilinanews

Manajer Reli Senior Ini Kritisi Gelaran WSBK Mandalika Yang Tak Libatkan Profesional Lokal

Jum'at, 12/11/2021 21:53 WIB
Manajer Reli Senior Ini Kritisi Gelaran WSBK Mandalika Yang Tak Libatkan Profesional Lokal
John Impreza (kiri) bersama Anthony Sarwono saat menyaksikan ISSOM di Sentul International Circuit, Bogor, beberapa waktu lalu

mobilinanews (Jakarta) - Menjelang gelaran World Superbike Mandalika (WSBK) 2021 yang berlangsung 19-21 November depan, Indonesia tengah menjadi sorotan dunia. 

Mirisnya, bukan karena kehebatan Pertamina Mandalika International Street Circuit yang menjadi sorotan dunia, namun karena ulah panitia lokal Mandalika Grand Prix Assosiation (MGPA) yang diduga unboxing boks (membuka) kargo motor Ducati secara ilegal.

Tim Ducati pun dikabarkan marah besar karena kargo motor milik pabrikan Italia itu dibuka secara ilegal. Anehnya lagi, motif sang pegawai itu ternyata sangat sederhana yakni demi konten dan subscriber YouTube.
 
Manajer reli senior, John Impreza  mengaku sangat menyayangkan kelalaian dari anggota panitia yang secara sengaja melanggar aturan. Menurutnya, kendati kejadian itu kecil namun punya dampak sangat besar hingga disorot dunia.

"Saya rasa kejadian kemarin seperti unboxing itu memang hal kecil yang diremehkan. Namun dampaknya sangat besar," kata John Impreza kepada Indonews.id (Group mobilinanews) Jumat (12/11/2021).

Sehingga menurutnya, peristiwa memalukan ini harus menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara untuk mengevaluasi keseluruhan penyelenggaraan. Peristiwa ini, tambahnya, imbas dari minimnya pengetahuan panitia soal aturan dan regulasi dalam menyelenggarakan event akbar internasional sekelas WSBK ini.

Dari kasus tersebut, John Impreza melihat kurangnya pengetahuan akan regulasi serta penerapan aturan yang ketat. Di sisi lain, disiplin juga penting dengan menerapkan aturan yang ketat. Sebab, banyak dari kita tidak akan disiplin jika aturannya longgar.

"Orang kita kalau tidak ada aturan yang ketat maka tidak akan disiplin. Di Sentul, saya tahu sangat ketat dulu. Bahkan sampe Pak Tomy (Soeharto) mau naik ke atas pit aja dilarang sama sekuriti. Sampe heboh. Saya tau persis. Bisa bayangkan, Pak Tommy kan ownernya.Tidak pandang bulu," tutur mantan manajer Impreza Motorsport yang sukses membawa mendiang pereli Tony Hardianto dan navigator Anthony Sarwono hingga berprestasi di level international.

John menyarankan agar menggunakan marketing yang benar yakni melalui pers, bukan marketing youtube dan medsos serta jangan menggunakan youtuber saja, harus yang official.

John juga menyayangkan minimnya keterlibatan para profesional lokal (orang Sentul Sirkuit yang sudah berpengalaman) misalnya dalam penyelenggaraan salah satu ajang balap motor paling bergengsi di dunia ini. 

John Impreza melihat, sejak awal penyelenggara berjalan out of the track karena tidak melibatkan profesional lokal.

"Menurut saya bagus secara kulit. Karena untuk dapat event WSBK aja sudah hebat. Dan bisa membangun sirkuit internasional sudah sangat bangus. Namun saya tidak melihat melibatkan profesional Indonesia yang mengerti sirkuit. Seperti pengurus Sentul kan sudah sejak 1991 kita promosikan di Singapore Motorshow dan sudah mengurus Sentul: dari belum apa-apa sampe jadi," tukas sosok yang kini sudah menjadi pendeta ini.

Selain perlu melibatkan profesional pengurus Sirkuit Sentul, sosok yang pernah menjadi Direktur Pemasaran PT Moto KTM Indonesia ini menambahkan, Ikatan Motor Indonesia juga punya banyak profesional sangat mengerti tentang sirkuit yang sudah senior, mereka sebaiknya dilibatkan.

"Nah, kok gak ada? Minimal adviser-lah. Kan panitia RC (Racing Committe) di lapangan walaupun dari luar negeri tapi kan lokal SDM perlu. Yang pengalaman ya pasti yang sudah pernah kerja di sirkuit. (Sentul contohnya) Jual pisang goreng aja tukang bungkusnya bukan tukang bungkus semen kan?" imbuhnya.

Lebih lanjut John Impreza berharap, dengan peristiwa memalukan kemarin, Indonesia, utamanya para panitia agar memperbaiki marketing.

Menurutnya, permintaan maaf saja tidak cukup, namun harus diikuti dengan perbaikan berupa mengajak serta para profesional dan senior lokal untuk menyukseskan event ini.

"Ya, saya berharap masih ada istilah di marketing. Bahwa “Bad news is good news”. Jadi kan kesempatan bad news ini untuk perbaiki. Minta maaf saja tidak cukup. Tapi perlu diikuti action. Jadi mulai ajak profesional-profesional lokal. Yang senior-seniorlah terlibat dalam adviser setidaknya," ungkap pria yang berpengalaman di management tim rally ini.

John  lalu membeberkan strategi marketing yang bisa diterapkan dalam rangka memperkenalkan WSBK Mandalika ini. Antara lain, rincinya, memasang poster dan banner untuk menciptakan atmosfir WSBK Sentul di Mandalika.

"Mandalika secara advertising juga gaungnya kurang, hanya YouTuber-YouTuber itu saja. Di Jakarta kan ibu kota. Kenapa tidak ada yang gaungin. Promosinya buatlah sesuatu di Sentul, salah satunya. Yang pasti bisa pakai untuk tempat mempromosikan ke dunia. Bahwa kita Indonesia bukan pertama kali punya sirkuit. Kita sudah pengalaman sejak 92 atau sudah 30 tahun," bebernya.

Lebih jauh, pria yang pernah sukses mempromisikan Sirkuit Sentul hingga ke manca negara ini mengatakan harus ada profesional yang memikirkan bagaimana mendatangkan investor dari event ini. Hal ini bertujuan agar bisa berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia.

"Sebenarnya banyak sirkuit di dunia yang belum selenggarakan F1 juga. Namun bisa mendatangkan investor yang banyak. Makanya harus ada bagian profesional yang memikirkan bagaimana bisa mendatangkan investor yang besar. Sehingga bisa berdampak positif," tambahnya.

"Jadikan ini sebagai hikmah. Jangan kecewa. Lanjut Pak Jokowi dan kita semua pasti dukung," pungkas John Impreza. (rikard djagedut)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo