mobilinanews (Italia) - Fakta saat ini bahwa Andrea Dovizioso mampu membawa Ducati Desmosedici GP17 ke level atas klasemen MotoGP sebagai runner up. Ia berada di jalur lurus kejuaraan dunia 2017.
Tapi, Dovi merasa terlalu jauh jika berpikir trofi saat ini meski para joki macam Valentino Rossi, Maverick Vinales, Marc Marquez dan Dani Pedrosa sudah menganggapnya sebagai rival. Kemenangan beruntun di Mugello dan Catalunya, menurutnya, belum menunjukkan keampuhan motornya.
“Kami hanya unggul di trek lurus. Selebihnya masih perlu perbaikan. Fokus saya hanya pada pengembangan motor, tidak berpikir kejuaraan dunia,” ucap Dovi, mengingatkan tabiat Ducati di era Casey Stoner yang juga selalu unggul di trek lurus saat bersaing dengan Rossi.
Data menunjukkan GP17 memang paling sangar di lintasan lurus. Di trek panjang Mugello, Dovi melesat dengan top speed 352,3 kpj sementara M1 besutan Vinales hanya 343,9 kpj. Di Catalunya ia bikin 340,9 kpj sedangkan RC213V milik Marquez hanya 337,9kpj.
Understeer yang bertahun-tahun jadi penyakit kambuhan juga sudah mulai terobati oleh Luigi ‘Gigi’ Dall’Igna yang menukangi Ducati.
“Tinggal pengereman, khususnya hard braking, serta kecepatan di dalam tikungan yang harus kami benahi. Saya berharap bagian ini bisa terus ditingkatkan,” ucap Dovi yang ditarik Ducati untuk gantikan Rossi pada musim 2013.
Meski tak mikir gelar dunia, momentum saat ini tentu memungkinkan rider Italia itu meraih gelar, terlebih karena prilaku ban Michelin yang sangat sulit diprediksi tapi sejauh ini terasa cocok dengan karakter Ducati yang bertenaga besar.
Pria kelahiran Forlimpopoli, Italia, 23 Maret 1986, itu tentu saja pantas diperhitungkan dalam perebutan gelar. Track record-nya juga tak buruk. Ia juara dunia kelas 125 cc musim 2004. Gagal juara dunia saat main di 250cc (2005-2007) namun selalu jadi penantang dengan berturut finish di peringkat 3, 2, dan 2.
Di kelas primer MotoGP sejak 2008, raihan tertinggi Dovi adalah 3 Besar musim 2011dengan besutan Honda. Ia di bawah rekan setimnya saat itu, Casey Stoner, yang menjadi juara dunia dan Jorge Lorenzo (Yamaha) selaku runner up.
Dovi boleh saja bilang tak terlalu berambisi raih gelar 2017. Tapi, jika ada kesempatan, tentu tak boleh dilewatkan karena Ducati justru sebaliknya sangat ingin gelar lagi setelah satu-satunya gelar milik Stoner pada2007.
Perjalanan masih panjang. Tersisa 11 ronde balapan sampai akhir musim. Kesempatan Dovi juga tentu dipengaruhi seberapa bagus tim rival Honda dan Yamaha memperbaiki kelemahan yang ada. Yang jelas, pertarungan semakin seru karena hitung-hitungannya tak lagi semata antara Honda dan Yamaha. (andro)
More on Autosport
News and Features Browse all our editorial content in one place |
Autosport Live Minute-by-minute live race commentary |
Gallery The best photography from around the world |
Grand Prix Predictor Predict the winners for every race of the season |
Forix Stats The world's best motorsport stats database |
Autosport Digital Magazine Read or download today. New issue out every week. |
Autosport Awards Motorsport's most prestigious awards. |
Autosport International Our 4-day live event for motorsport fans |
Motorsport Jobs Browse the latest job vacancies |
Business Directory Search from almost 4,000 motorsport business |
- Explore More Series
- Formula 1
- Single-seaters
- MotoGP
- Sportscars
- Rallying
- Touring cars
- U.S.
- National
- Other
- Performance