mobilinanews (Italia) - Dihajar telak 5-0 oleh Mercedes di 5 seri awal 2019, membuat Ferrari bergejolak.
Tifosi fanatik The Prancing Horse pun merasa perlu bikin petisi agar tim mereka memanggil kembali Maurizio Arrivabane, mantan team principal yang musim ini jabatannya beralih kepada Mattia Binotto.
Di tangan Binotto sementara ini, Ferrari dan Mercedes ibarat cacing tanah dengan ular cobra. Benar-benar tak berdaya.
Arrivabane yang mantan petinggi Marlboro itu menolak balik kandang tapi janji akan tetap bantu Ferrari jika dibutuhkan.
Sayangnya, Binotto seperti tak butuh intervensi pihak luar. Ia malah menuduh Pirelli, pabrikan ban Italia yang menjadi official tyre F1, sebagai penyebab tunggal kegagalan timnya.
Spesifikasi teknis ban yang disuplai Pirelli berbeda musim ini dengan alasan lebih safe. Sayangnya spek itu dianggap tak cocok dengan mesin maupun sasis Ferrari.
Sebaliknya menjadi poin keunggulan Mercedes sehingga bisa bikin rekor finish 1-2 dalam 5 balapan beruntun.
"Ban yang disuplai musim ini sangat sulit dimenej, itu benar adanya. Padahal, ban menjadi kunci yang sangat krusial saat balapan," tutur Binotto.
Namun, regulasi teknis sudah bergulir. Tak ada cara lain kecuali Ferrari secepatnya menemukan solusi agar matching dengan Pirelli.
Jika hingga paroh musim tak berubah maka itu saatnya lempar handuk dalam perburuan gelar.
Untungnya Binotto tak sendirian menuding Pirelli sebagai biang kekalahan. Driver tim Red Bull, Max Verstappen, malah menyebut hanya tim Mercedes yang mampu memahami karakter ban musim ini.
Jelas jadi keuntungan buat pabrikan Jerman itu.
Nah, sekarang terbukti, meski sesama pabrikan Italia ternyata Pirelli tak memberi keuntungan ekstra buat Ferrari.
Isu itu sempat menggelinding saat Pirelli terpilih jadi penyuplai ban F1. Untung juga sejauh ini tifosi belum merasa perlu bikin petisi ke Pirelli. (rnp)