mobilinanews (Sentul) - Jelang berlangsungnya putaran 5 Kejurnas Balap Mobil ISSOM pada 12-13 Oktober akhir pekan ini di Sentul International Circuit, Bogor, ada kegelisahan pada diri Alvin Bahar.
Pembalap Honda Racing Indonesia tersebut ingin ada kejelasan dari IMI mengenai interpretasi Buku Merah yang harus dipahami pembalap.
Karena selaku promotor balap mobil Jazz dan Brio, Alvin menyampaikan aspirasi para pembalapnya yang secara mayoritas merupakan peserta Kejurnas ITCR juga.
"Iya melihat dari kasus banding seri sebelumnya, banyak pertanyaan yang perlu diperjelas saya kira," buka Alvin kepada mobilinanews.
Pertama, diskualifikasi teknis menang banding tanpa menghadirkan dan pengukuran ulang terhadap barang buktinya.
Kedua, diskualifikasi teknis ditolak bandingnya tapi seluruh poin yang telah dicapai tidak dihapus.
Untuk alasan itu, bukti apa saja yang boleh diajukan? Foto saat scrut, rekaman telpon, screenshoot wa/sms?
Ketiga, pembalap pindah jalur lebih dari 1 kali boleh? Buku merah menyatakan hal terebut hanya boleh dilakukan saat sight seeing lap/warm up lap atau saat di belakang safety car.
Keempat, banding ditolak secara administrasi, harusnya bagaimana?
Kelima, putaran 4 ISSOM lalu beberapa pembalap didiskualifikasi oleh Steward atas hasil pemeriksaan tim scrutineering yang dipimpin Anton Chaidir alias Ceper.
Kecewa dengan keputusan tim Panel Banding, Ceper mengundurkan diri dari Komisi Teknik IMI. Untuk memahami Buku Merah, pembalap harus nanya sama siapa? Nanya sama Ceper atau tim Panel Banding? (bs)