mobilinanews (Jepang) - Rekrutan terbaru HRC (Honda Racing Corporation), Johann Zarco, jelas jadi ancaman buat Jorge Lorenzo. Main di GP Jepang akhir pekan ini, di depan para petinggi HRC, akan menentukan kursi tahun depan.
Tak ada lagi pengembangan motor yang bisa diharapkan Lorenzo hingga akhir musim karena fokus Honda sudah ke musim 2020.
Lagi pula berbagai up grade RC213V selama ini juga tak membantunya bergerak ke baris depan. Tetap saja finish di lar 10 Besar.
Karena itu eks andalan Yamaha itu bersama timnya akan coba pendekatan baru, terlebih di Motegi. Lorenzo dan tim akan coba setelan-setelan baru berdasarkan pengalaman sebelumnya di Yamaha.
Pada saat sama, konsekuensinya Lorenzo harus mengubah riding style-nya.
"Saya punya pengalaman unik dan baik di Motegi, soal setingan motor. Ini yang akan kami coba di Motegi. Untuk menjalankannya saya harus ubah gaya mengendari motor," ucap juara dunia tiga kali itu. Tentu saja ia merahasiakan set up macam apa.
Memakai akal dan pengalaman sendiri, sepertinya jalan terakhir Lorenzo mengakali susahnya mengendarai RC213V yang memang karakternya hanya cocok buat Marc Marquez.
Proses adaptasinya masih gagal. Dan, kini, ia coba balik teori dengan cara tidak terpaku pada karakter motor, tapi membangun setelan sesuai dengan pengalamannya.
"Ini akan jadi percobaan menarik. Buat saya maupun tim teknis," imbuhnya.
Kontrak Lorenzo di Honda berakhir tahun depan. Tapi, dengan performa buruk sejauh ini bisa saja ada pemutusan kontrak di tengah jalan dengan kompensasi penalti ataupun dengan kesepakatan.
Kemungkinan itu semakin besar dengan pilihan HRC terhadap Zarco untuk gantikan Takaaki Nakagami dalam tim satelit LCR Honda.
Maklum, Zarco adalah calon pendamping Marquez tahun lalu yang gagal direkrut dan akhirnya Lorenzo yang terpilih.
Menggeber RC213V di sisa musim 2019, rider Prancis itu jelas jadi pusat perhatian HRC sekaligus ancaman buat Lorenzo. (rnp)