mobilinanews (Bandung) – Dari hasil rapat pleno Pengprov IMI Jawa Barat pada Kamis (24/11) malam, menghasilkan bahwa Musprov akan dilangsungkan pada 26 Desember 2016 di Bandung.
Ini menunjukkan IMI Jawa Barat melakukan proses dengan baik dan demokratis. Setelah sekian lama dipertanyakan, akhirnya soal kapan Musprov sudah dipastikan. Demikian pula dengan jumlah klub yang memiliki hak pilih kabarnya juga sudah ditentukan dan dilaporkan ke PP IMI : 162 klub.
Dengan kepastian ini, tinggal para kontestan yang diperkirakan 3 kandidat menyiapkan diri sebaik-baiknya. Bahwa kemudian baik Rio Teguh Pribadi, Daniel Muttaqien hingga Haji Fachrul Sarman sama-sama mengklaim telah didukung 100 an klub, itu masalah lain. Saling klaim itu bisa dalam sebuah kontestasi Musprov yang akan mengagendakan pemilihan ketum baru.
Well, untuk 3 kandidat, semua baik dan berkapasitas. Seperti Rio petahana yang adalah mantan pebalap motor dan pensiunan offroader. Sayangnya, jargon yang dijual berhasil menjadi juara umum balap motor PON Jawa Barat lalu itu tidak tepat.
Jabar tidak juara sendiri. Karena perolehan 1 medali emas dan 1 perak juga diraih tim DKI Jakarta. Kalau dibilang prestasi terbaik PON itu ada pada Oke Junjunan ketika menjabat ketum IMI Tanah Pasundan dengan memperleh 2 medali emas di PON Sumatera Selatan. Itu baru oke punya.
Dengan posisi tuan rumah, dengan memiliki segala source dan upaya, mestinya Jabar bisa lebih dari perolehan kemarin. Justru Rio Teguh membuat blunder dengan memaksakan sirkuit Bukit Puesar Tasikmalaya yang notabene “sirkuit kampung” untuk menggelar event seakbar PON.
Padahal ada sirkuit Subang yang memang sejak awal diproyeksikan untuk balap motor PON. Kalau pun kemudian karena alasan tertentu tidak memakai sirkuit Subang, mestinya tidak perlu repot-repot menghamburkan uang negara untuk melakukan renovasi sirkuit Bukit Puesar yang konon mencapai Rp 5 miliar.
Karena ada sirkuit Sentul kecil (sirkuit gokart) yang juga masuk wilayah Jawa Barat. Venue itu pun sukses dipakai ajang Pra-PON. Dengan memakai jasa sirkuit Sentul kecil, tidak perlu mengeluarkan biaya hingga miliaran rupiah. Rp 300 – Rp 500 juta juga beres. Apalagi sewa di sirkuit gokart kecil itu antara Rp 25-50 juta untuk gelaran event 2 hari.
Kembali ke laptop. Seperti judul yang sengaja saya tulis di atas, kenapa harus Haji Fachrul Sarman yang jadi ketum IMI Jawa Barat? Meski harus diakui nama Fachrul kurang populer dibanding Rio Teguh dan Daniel, tetapi dia memiliki nilai lebih yang tidak dimiliki kandidat lain.
Seperti diketahui, Jawa Barat itu memiliki klub yang ratusan klub dan event yang jumlahnya juga ratusan setiap tahunnya. Sayangnya, ketua petahana kurang bisa merespon ini dengan penyediaan venue yang memadai. Sudah begitu menurut pengakuan beberapa klub, bayar rekom ke Pengprov mahal tapi belum tentu dapat menggelar event pula.
Nah, saat itulah Fachrul datang. Dengan pendekatannya yang bagus, offroader nasional dan penyelenggara event itu bisa masuk ke instani TNI dan polisi. Jangan heran jika kemudian ada event sprint rally digelar di markas TNI Perdamaian PBB di Sentul, offroad adventure di markas TNI Kala Hitam dan menggelar event balap di markas polisi.
Kelebihan lain Fachrul, komunikasi dan pendekatannya ke klub bagus. Komunikasi bagus ini yang kurang dimiliki petahana saat ini. Fachrul bisa dihubungi 24 jam. Setiap ada yang WA pasti direspon meski terkadang delay karena kesibukannya sebagai kontraktor.
Kalau Fachrul dibilang kurang dekat dengan komunitas roda dua, itu memang benar. Tetapi dia sadar itu, makanya merekrut Frans Tanujaya mantan crosser dan pengurus PP IMI untuk menjadi kepala tim sukses. Belum lagi ada nama Dudi Odoy yang merupakan pentolan anak roda dua di tingkat grassroot.
Satu lagi kelebihan Fachrul, pandai berpidato dan mampu menyihir audience yang ada. Hal mana yang tidak dimiliki Rio Teguh, Daniel Muttaqien hingga bahkan Oke Junjunan mantan ketum IMI Jabar 2 periode. Maaf ya kang Oke.
Yang bisa dipegang dari Fachrul adalah komitmen. Dia sosok yang memiliki komitmen kalau sudah janji sama orang. Dan ini menjadi nilai plus menunjukkan yang bersangkutan memiliki integritas dan peduli kepada orang lain..
Terus berikhtiar untuk IMI Jabar Berkibar ya kang Fachrul...! (budsan)